sempat semua seketika kedap
tuli mengurung
luka yang menganga
tak terduga
seperti tak menginjak tanah
melayang bagai kapas
meretas perih di pucuk malam
tak tahu apa
tak tahu bagaimana
tak tahu kenapa
tak tahu di mana
tanda tanya
tanpa koma
titik sudah di depan mata
barangkali
sunyi menyerbu menyergap
pada sebuah hening
aroma tanah basah
hati yang tercacah
luka
tergetar sendirian
dan perjalanan kini hampir sampai
jangan biarkan sedetik pun aku kesunyian
aku tak akan pernah tahan
tak akan pernah tahan, perempuanku...
Friday, August 19, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment