Friday, May 26, 2006

tahukah kau itu?

dan rinduku
tak pernah
selesai perempuanku
bila detik
hari ini usai
selalu saja ada
detik berikutnya
tentangmu
dari waktu ke waktu

tiada batas
tiada lelah
tahukah kau itu?

Sunday, May 21, 2006

simpan senyumku

dan waktu
akan
membuatku
terbiasa
mencintaimu
dari jauh...

selamat jalan
kekasihku
simpan senyum
yang pernah
kutitipkan
dalam matamu

di saat
semua
seolah
tiada lagi
kata pisah...

kau di mana?!

kau lihatlah
sudut-sudut terminal
pojok-pojok jalan
simpang-simpang
halte-halte

tempat di mana
wajah-wajah itu lagi
yang memapah hujan
dan panas awan

kau lihatlah
lorong-lorong pasar
kolong-kolong jalan
himpit-himpitan
tepi-tepi kali
nisan-nisan makam

tempat di mana
wajah-wajah itu lagi
yang menelan geram
tak sanggup melawan...

kau di mana?
tak dengarkah
mereka berteriak?
kau di mana?
tak dengarkah
mereka menangis?
kau di mana?
tak dengarkah
mereka memaki!

kau di mana?!
kau di manaaa?!
di mana bangsat!
bangsat!
bangsat!!
bangsat kau!!!

Saturday, May 20, 2006

lalu aku harus apa?

apakah aku harus?
aku tak bisa menjawab
lalu aku harus apa?
jika kau tetap berkeras

kau paksa aku mengalah
sedang kemustahilan ini
begitu kental
tidak ada jalan
meski hanya celah

dan kau tetap berkeras
dasar perempuan!
kenapa hatimu lembut
tapi watakmu keras?

kadang-kadang
ya, kadang-kadang
aku tak pernah bisa paham
apa sebetulnya
makna di balik ini
di balik pertemuan kita

kau pikir mudah
mecintai orang
yang ia sendiri
mencintai pilihannya?

beritahu aku Tuhan
kenapa waktu
tak kunjung berhenti...

Friday, May 19, 2006

semestinya...

semestinya
kita bisa
selesai malam ini
sedetik setelah
kubilang aku pergi

tapi yang terjadi
justru sebaliknya
aku tak pernah sanggup
untuk sekejap pun
menjauh dari hatimu

mungkin ini cinta
tapi bisa pula
hanya sisa-sisa
penasaran yang tercecer
rindu-rindu
yang tersia-siakan

dan kau pun tahu
aku tak pernah bisa
menghilang darimu
meski berulang kali
kukatakan
aku akan pergi

Thursday, May 18, 2006

kupu-kupu

dan kupu-kupu pergi
perlahan meninggi
menjauh
entah kapan kembali...

dan kuhanya bisa membisu di sini...

Tuesday, May 09, 2006

kosong

... di hadapan sebuah keranda

tiada yang kau ucapkan
meski banyak kata
ingin kau keluarkan
waktu tak memberimu
kesempatan untuk sejenak
berbicara
tentang daun-daun
angin senja
dan bulan yang remang

lalu kau menoleh
dengan mata berkaca
bibir gemetar
mata memicing jengah
kau ingin muntah
mencoba tumpah
pada sisa malam
yang sedetik pun
tak memberimu keberanian

aku masih berutang
kau bergumam
setengah tersengal
setengah merapal
doa-doa yang tipis
di sela alunan tangis
ketika kau terpaku
dan aku membisu

di hadapan jenazah ayahmu
yang luruh bersama waktu...

Sunday, May 07, 2006

aku tidak tahu

aku tidak tahu...
apakah aku harus
merasa sesak atau lega
aku tidak tahu

aku tidak tahu
apakah aku harus
berduka atau bahagia
aku tidak tahu

aku tidak tahu...
apakah aku harus
tertawa atau menangis
aku tidak tahu

yang aku tahu
malam ini
masih ada gerimis
sisa hujan senja

ada bayangan dia
dan keponakan-keponakanku
di jalan basah
yang tersiram lampu kota

Thursday, May 04, 2006

lelaki itu

hujan belum reda
dan lelaki itu masih berdiri di beranda
menatap ranting-ranting
dan daun-daun basah
menanti indah singgah
meski ia tak akan kembali merengkuhnya

tapi lelaki itu masih berdiri di beranda
menghirup aroma lumut
dan kecipak rumput air
menunggu tiada lelah
hingga matahari datang menyapa
dan indah kembali singgah

meski ia tak akan kembali merengkuhnya...