Tuesday, May 31, 2005

perahu

lalu kita duduk di bawah bulan
di tepi danau sunyi
lihatlah perahu kecil di sana
pelan terkayuh
menghampiri kita

lalu kita duduk berdua di dalamnya
mengitari malam tanpa arah
mengikuti gerak bintang
dan bulan yang perlahan
menghilang...

2 comments:

Anonymous said...

sumpah.. seneng banget waktu lo nulis puisi ini depan gw...!!

Anonymous said...

Aku, Gelombang

Kalau saja engkau mengijinkan aku mencintaimu
aku akan menjadi gelombang bagi perahumu
kuantar kau ke tujuan
lewati pulau, arungi lautan

Namun kita dipertemukan
dalam persimpangan yang berbeda tujuan
kau dalam perahumu
aku bersama nakhodaku

Dari kejauhan kulepas bayangmu
hampir menghilang di batas cakrawala
bagai ditelan bola api raksasa
yang akan membawamu tenggelam

Senja di tengah samudra
Keberpegang pada nakhoda
namun hatiku seperti pergi bersamamu

Sebentar lagi malam tiba
kurebahkan badan di dasar perahu
kutunggu pemandangan jutaan bintang di langit kelam
namun selalu senyummu menghalangi pandangan

Mengapa engkau melewati jalanku, wahai satria lautan
mengganggu konsentrasiku
membuyarkan arah tujuanku
membuatku abai pada hidup yang telah kujalankan

Seandainya engkau tak cuma lewat, pahlawanku
Seandainya engkau berhenti di persimpangan, mengulurkan tangan
dan mengijinkan aku mencintaimu, sesaat saja
mungkin sebatas senja,
aku akan menjelma ombak lautan
mengayunmu dalam kenikmatan
yang melampaui batas angan

[SS]