dan kita
yang masih dibiarkan-Nya hidup
jarang sekali menepi
sejenak mengunci diri
merenung
betapa berharganya
udara yang masuk ke paru
kita tak pernah
bersyukur sedikit pun
tak pernah
berterima kasih secuil pun
kita bisa tertawa
bisa menangis
bertepuk tangan
atau berlari
kita larut dalam keluh
merendahkan diri
berpikir aneh-aneh
menyiksa diri tak perlu
sedang kita
sejatinya hanyalah bidak catur
yang bisa berbahagia
karena-Nya
sekali lagi
karena-Nya...
Wednesday, January 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment