Sunday, July 17, 2005
kepada putri rampen (4)
...pada mulanya adalah mata. sepasang bola keindahan yang begitu mengganggu. mengusik dan memaksaku untuk mengenalmu lebih jauh. dan pada akhirnya, semua mengalir seperti air. dari matamu, aku pun mulai mengenal hatimu. dan lagi-lagi, ini juga membuatku terusik. mata dan hatimu bagai anak panah yang lepas dari busur prajurit negeri bidadari, menjawab tanda tanyaku tentang arti cinta dan hidup yang kadang begitu rumit: mata dan hatimu bersahaja, dan aku tak kuasa untuk mengatakan, aku jatuh cinta... tahukah kau perempuanku? mata dan hatimu adalah keindahan yang terimpikan, yang lama bersemayam di lorong-lorong suramku, lelaki yang selalu sendirian di jalan... dan maafkan, karena aku jatuh cinta pada keindahanmu, sepasang mata dan setangkup hati bidadari...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment