Sunday, July 31, 2005

kepada putri rampen (19)

dan menarilah sepasang kupu-kupu di taman
sayapnya mengepak cokelat dan putih
berkelakar mereka tentang cinta
mencuri madu kebahagiaan dari bunga-bunga rindu

ditemani senyum pelangi di kejauhan
warna-warninya menyiratkan keabadian
memancar indah tentang kasih sayang
membiarkan sepasang kupu-kupu terbang riang

cinta
juga kasih sayang
adalah kupu-kupu yang bahagia di taman
bersama pelangi yang enggan pulang meski senja sudah pudar
kupu-kupu tetap berdendang bersama
di bawah pohon-pohon rindang
kesetiaan mereka tak pernah pudar
karena penghianatan bukanlah madu kebahagiaan...

Saturday, July 30, 2005

kepada putri rampen (18)

sepanjang sabtu ini tak ada hal yang membuat aku sibuk seperti biasanya. semua berjalan santai. tidur seharian betapa menyenangkan. mungkin beberapa hari terakhir ini aku kelelahan. jadi, meski sudah tidur panjang, tetap saja aku terus menguap. hwaaahhhmmm...

apa kabarmu cantik?
sudah sampai new brunscwick? semoga saja sudah. semoga kamu baik-baik saja dalam perjalanan dan tiba dengan selamat. pasti melelahkan ya perjalanannya? asal jangan telat makan, aku rasa kamu akan segar-segar saja. satu hal yang harus kau perhatikan betul adalah soal migrenmu itu. aku pikir, sudah sepatutnya kamu memeriksakan diri. tidak perlu takut-takut. toh, pada akhirnya--katakanlah seperti yang kamu bilang migren bisa saja memunculkan efek samping yang mencemaskan--kamu tetap memeriksakan diri ke dokter. artinya, cepat atau lambat kan diperiksa juga? ya tidak sih? iya deh kayaknya... hehehe... jadi ya aku pikir, ada baiknya diperiksa. sebelum semuanya terlambat dan keadaan menjadi buruk. takut sebentar biasa. jangan suka cemas berlebihan. mental kamu bisa jatuh lebih dulu sebelum perang. kalau kamu sering begitu, jangan dibiasakan ya... aku sayang kamu.

kamu kamu kamu... kamu tahu? aku baru saja selesai mengutak-atik fotomu yang berdua dengan temanmu itu. aku kirimkan ke emailmu di yahoo. mudah-mudahan suka. kalau aku sih suka. cantik sekali kamu di foto itu. sorot matanya itu lho....

sebetulnya, aku tadi niat ingin pergi nonton. setelah liat-liat daftar film dan jam main, aku berubah pikiran. males ah. aku sedang tak ingin pergi ke mana-mana. tidur lebih menyenangkan. ke kantor pun cuma sebentar, untuk memastikan kameramen baruku. theo sudah saatnya ditukar. maka yang masuk menggantikannya adalah dwi firman. aku kenal dia. tapi kata theo, ini aku mengutip omongan theo saja, perut si dwi yang gendut itu lucu. kalau ditepuk, dia bisa laper. lalu makan. ditepuk lagi, laper lagi. hahaha... lucunya. lalu, kata theo lagi, dwi itu perpaduan cokelat susu dan roti campur keju dan mesis. aduh, macam-macam saja theo itu. theo kembali ke liputan harian. seperti biasalah, politik, ekonomi dan sebagainya. mudah-mudahan, aku dan dwi bisa bekerja sama dengan baik, seperti yang selama ini aku lakukan dengan theo.

perempuanku yang baik...
besok minggu. jam sepuluh pagi di sini dan di sana sore ya kalah tak salah, kita janjian untuk berbincang-bincang di yahoo. aku tak sabar menunggu hari esok. pasti akan menyenangkan. kamu lucu kalau sedang merayu agar aku tak marah. kebayang saja wajahmu dengan air muka manjanya itu bilang: tyuuuuusssss malah malah tyussssssssss.... :) ah, bikin gemas saja kamu. semoga besok tak ada halangan dan kamu juga sehat, kita bisa ngobrol-ngobrol lagi seperti jumat kemarin.

tapi perempuanku, selepas obrolan kemarin, aku benar-benar memikirkanmu habis-habisan. bukan cuma rindu yang semakin menguat, cerita tentang migrenmu juga bikin aku panik. aku takut sekali di sana kamu pingsan atau apalah aku tak tahu. semoga saja tidak ya? duh, migren ini apa sih. aneh-aneh saja... cepat sembuh ya cantik. jangan menganggap enteng penyakit. kamu ini bagaimana, masak anak kedokteran tak berani periksa ke dokter. coba bicarakan dengan papa atau mama, siapa tahu mereka ada ide yang tak membuat kamu cemas berkepanjangan... ok beb?

ok! lupakan soal migren itu. nanti malah datang dia. senin nanti kamu ujian ya? wah, pasti seruh tuh. apa obrolan kita besok, kalau memang jadi, tak akan mengganggumu belajar? tolong beritahu aku andai belajarmu menjadi terganggu. barangkali kita bisa bertemu di lain waktu. ngomong-ngomong soal ujian itu, aku cuma mau mengingatkan, agar kamu tak memasang target nilai terlalu tinggi. boleh-boleh saja sih pasang target tinggi, tapai kalau hasilnya tak memuaskan, jangan sedih dan dipikirkan banget ya? nanti kamu sakit dan migrenmu kambuh lagi.... aku doakan ujianmu sukses.... amin (setelah tutup muka lebih dulu... hehehe ;p).

begitu saja cantik. aku makan dulu. di sini jam sepuluh malam. mungkin tidur ada baiknya, setelah sebelumnya meneruskan kisah samurai yang sempat tersendat aku baca... love u so much! jaga dirimu baik-baik dan jangan pernah lupa bahwa aku sangat sayang padamu...

aku, lelaki yang ingin menjadi perisaimu...

Friday, July 29, 2005

kepada putri rampen (17)

jadi begitulah perempuanku. ternyata semua hanya isu. sebetulnya tak bisa dikatakan isu juga, karena gelagat tergantikannya karni memang ada. syukurlah, perkembangan terakhir, karni ilyas tetap dipertahankan sebagai pemimpin redaksi liputan 6. sebuah keputusan tepat, karena memang aku tak melihat ada orang yang pantas memimpin liputan 6 untuk saat ini selain karni. desas-desus tentang permainan sby pun agak sulit terbukti, karena toh karni tetap memimpin. semoga saja pemerintahan ini terus menerus mencoba menjadi baik, meski di sana sini masih selalu ada yang tak beres.

sudahlah. dinamika kantor dan negara memang seperti itu. terlalu melelahkan membahas kedua hal itu di saat kita sedang merindu seperti ini. sekarang mari kita bicara saja tentang dirimu, tentang aku, tentang kita yang begitu berdebar menanti senja jatuh di januari yang basah nanti... ah, jangan-jangan cuma aku yang meraskan debar itu perempuanku? aku cuma bisa berharap, semoga saja tidak... :)

perempuanku yang baik...
kemana saja kamu seharian kemarin? masih membedah cadaver? sepertinya kamu begitu menikmati sekali praktik membedah mayat. wah, kalau aku yang begitu, mungkin aku bakal tak makan setahun. aku tak pernah berani melihat mayat. dalam beberapa liputan pun, kalau tak terpaksa-terpaksa sekali, aku selalu menghindari kamar jenazah. rumah sakit cipto adalah rumah sakit yang paling sering didatangi para reporter kriminal. selalu saja ada mayat baru di sana. entah itu gelandangan yang mati kelaparan, orang tenggelam, kecelakaan lalu lintas, atau mayat-mayat dari kasus-kasus mengerikan seperti pembunuhan atau bunuh diri. yang aku tahu, mayat baru tak seberapa bau, tapi mayat-mayat yang sudah disimpan dalam pendingin, waduh, aku pasti akan mual. kalau sudah begini, kameramenkulah yang kasihan. dia musti mengambil gambar dengan hidung yang sulit ditutup. tangan kanan memegang bodi kamera, tangan kiri memainkan fokus atau tele. aku? di luar saja minum teh botol atau pura-pura mencari data di ruang administrasi. hehehe... :)

aku pernah sangat sedih sekali sewaktu ada bayi baru lahir yang menjadi korban kekejian ibunya sendiri. bayi yangbelum bernama itu berjenis kelamin perempuan. kulitnya bersih putih. cantik dan bibirnya merah sekali. tapi matanya sudah rapat. dia tewas dicekik perempuan yang melahirkannya, lantaran malu kehamilannya terjadi di luar nikah. aku tak pernah paham rasa malu bisa membuat orang menjadi tega dengan cara seperti itu. perempuan itu pasti akan sangat berdosa, tapi bayi itu tersenyum perempuanku. surga di depannya mungkin lebih indah ketimbang hidup bersama ibu yang tak menginginkan kelahirannya. hidup rupanya memang penuh dengan kekejian-kekejian yang tak masuk akal... dan aku, mungkin juga engkau perempuanku, berada di sekitarnya dengan perasaan yang begitu sunyi...

kesunyian dan marah itu pula yang hinggap di benak aku ketika tahu bahwa ada sepasang suami istri muda mesti pontang panting mencari rumah sakit.

muhammad zulkifri. putra pertama pasangan husein-lailasari ini lahir prematur pada 13 juli silam. dua hari setelah dilahirkan muncul gejala sakit kuning. husein, yang bekerja sebagai kuli bangunan, bersama istinya, nekat membawa zul ke rumah sakit meski di sakunya duit tak banyak (hanya 250 ribu rupiah pinjaman saudara). uang itulah yang dipakainya untuk naik mikroket, bus, atau bajaj keliling jakarta mencari rumah sakit.

di rumah sakit pertama, mereka ditolak. rumah sakit kedua, ditolak. rumah sakit ketiga, di tolak. sampai enam rumah sakit dan memakan waktu keliling jakarta sampai sebelas jam, mereka tetap tak diperkenankan. di sisi lain, kondisi zul kian parah. keenam rumah sakit itu adalah rumah sakit umum daerah budhi asih, rumah sakit cipto mangunkusumo, rumah sakit tni angkatan laut mintohardjo, dan rumah sakit pusat tni angkatan darat gatot soebroto. dua lainnya, yaitu rumah sakit harapan kita, dan rumah sakit universitas kristen indonesia. betapa lukanya hati kedua pasangan itu. bayangkanlah air mukanya saat pihak rumah sakit menolak mereka. bayangkanlah tatapan matanya. bayangkanlah lenguhan napas lelahnya turun naik kendaraan umum... bayangkanlah teriakan batinnya... "kenapa kok rumah sakit tidak bisa menerima meskipun kami tidak punya uang. kenapa sih begitu?" husein, ayah zulkifri, terbata bertanya. ah!

beruntunglah perempuanku. sekali lagi Tuhan tak pernah tega membiarkan anak-anak menderita berkepanjangan. tak seperti enam rumah sakit itu, rumah sakit harapan bunda di jakarta timur mau menerima. seorang dokter perempuan, aku lupa namanya, merasa iba melihat nasib orang kecil itu. zulkifri pun segera dirawat dalam inkubator. kini kondisi zulfikri membaik. kadar bilirubinnya sudah turun. ada pun detak napas bayi berusia 14 hari itu mencapai 30 kali per menit. seiring dengan itu berat badannya juga naik dari 1.400 gram menjadi 1.500 gram. syukurlah.

enam rumah sakit yang menolak pasien diberi kartu kuning oleh pemerintah. memang bukan sanksi hukum, tapi seperti ada semacam makian moral yang terlontar ketika melihat menteri kesehatan menyindir sikap rumah sakit-rumah sakit itu kepada direktur-direkturnya. di sini amarahku agak terbayarkan. memang rumah sakit bukanlah tempat para dewa yang fasilitasnya datang dari langit begitu saja, tapi kenapa pula orang kecil selalu tak dipercaya bahwa mereka juga punya harga diri untuk membayar segala macam biaya pengobatan? entah bagaimana caranya, utang pinjam pasti mereka akan lakukan demi kesehatan, apalagi demi anak tercinta.

semoga saja kasus ini ada hikmahnya, karena sangat besar kemungkinan, ke depan bakal terulang lagi kasus-kasus seperti ini. orang kecil selalu sulit dipercaya mampu mebayar pengobatan. mungkin karena orang kecil datang ke rumah sakit dengan keringat bercucuran. mungkin juga karena mereka tak punya kartu kredit. bisa juga karena mereka terlihat kumal dan tak berkalung emas atau bergelang mutiara seperti nyonya kaya dalam lagu ambulans yang dilantunkan iwan fals. aku tak tahu. yang aku tahu, kota ini tak pernah serius untuk menghayati kebersamaan... sebuah kota yang muram dengan jiwa-jiwa yang rapuh dan ringkih... betapa tak nyamannya hidup begitu...

perempuanku yang baik...
dua naskah yang aku liput di medan sudah selesai. meski agak tersendat karena rasa malas yang begitu kuat menyerang, juga dimarahi produserku yang cerewet, akhirnya selesai juga tugasku. kakak yang membunuh adiknya akan tayang minggu ini. sedangkan yang bapak membunuh anak tirinya, akan disiarkan pekan depan. sementara ini, aku tengah meriset data tentang bocah-bocah perempuan yang menjadi pelacur. mereka masih muda-muda, di bawah 17 tahun. kisaran usia sekolah menengah sampai atas. kabarnya, jumlah pelacur cilik ini meningkat, karena seperti alasan-alasan klise penjualan diri lain, faktor ekonomi. tapi mereka masih anak-anak...

yang jadi persoalan adalah, mereka tak pernah sadar bahwa undang-undang perlindungan anak amat menentang yang mereka lakukan. suatu saat mereka bisa saja ditangkap, meski upaya ke arah sana belum terlihat nyata. aparat trantib sepertinya lebih senang menjadi anjing-anjing pemerintah kota: menggusur pedagang kaki lima sambil memeras jatah lapak atau areal. kota yang kutinggali tak pernah bisa membuat aku selesai bertanya-tanya. kenapa ini selalu begini dan itu selalu begitu... betapa memusingkan.

dan untung saja, percayalah ini bukan kegombalan, di tengah kegelisahan itu, aku tak lagi sendirian. kehadiranmu perempuanku, sedikit banyak membuat aku selalu bisa tersenyum dan yakin bahwa keindahan sesungguhnya belum beranjak pergi dari hidupku... terima kasih Tuhan karena pada akhirnya Engkau menemukan aku dengan perempuanku...

ada yang harus aku kerjakan... jaga dirimu baik-baik. telat makanmu jangan sampai membuatmu sakit. belajarmu pasti sangat keras ya? awas, jangan terlalu lelah, karena aku cemas dengan migrenmu. kali aku tak ingin bilang jangan nakal-nakal, karena aku percaya hatimu akan selalu sulit untuk berbuat yang merugikan diri dan jiwa kamu sendiri... percaya itu indah perempuanku, ketimbang harus berburuk sangka yang hanya membuat batin kita terasa begitu kering...

love u so much, lelakimu yang selalu merindu...

Thursday, July 28, 2005

kepada putri rampen (16)

dan ternyata isu-isu bisa membuat aku menjadi lemas. dan ternyata segala sesuatu yang belum pasti bisa membuat aku gelisah. dan ternyata aku lupa bahwa sebagai seorang wartawan, aku tak boleh percaya pada siapa pun... dan ternyata benar, karni ilyas belum diganti. kemarin itu baru bincang-bincang saja. baru sebuah kabar angin dan orang-orang yang dekat dengan karni panik, bercerita kepada aku, dan dengan lugunya aku percaya... ah, betapa lucunya hidup...

perempuanku yang baik... aku makan dulu... nanti aku tulis lagi lanjutannya.... miss u!

Tuesday, July 26, 2005

kepada putri rampen (15)

luar biasa! dua hari terakhir mood untuk menulis naskah berita hilang seperti ditelan angin. ada kegalauan yang susah tergambarkan. sepulang dari medan, mestinya, selasa ini naskah-naskah itu sudah jadi. tapi, senin malam ketika baru saja memulai, kabar mengejutkan itu datang, dari om abbas dan dipertegas lagi oleh si "anakku": rapat umum pemegang saham sctv memberhentikan karni ilyas, pemimpin redaksi liputan 6. ini berita duka buat aku perempuanku... seorang karni ilyas, wartawan yang sudah lebih dari 25 tahun berkarir di dunia jurnalistik, bekas wartawan tempo dan pemimpin redaksi forum yang sejauh pengamatan aku--bisa saja salah--punya kredibilitas cukup baik, dicopot setelah lima tahun membuat liputan 6 berkibar.

terus terang aku sedih... kau tahu perempuanku? kakiku lemas mendengar kabar itu. di sela badai gosip buruk yang berseliweran mengenai karni (tentang sejumlah perempuan atau apalah yang melingkarinya aku tak peduli), dia tetap seorang yang menurut aku masih pas untuk memimpin liputan 6. pertama, darahnya memang wartawan. selain itu, dia punya kemampuan lobi yang jitu, pintar, dan penulis yang bagus. aku tak tahu apa alasan rapat umum mengganti karni. aku cuma menyayangkan... kenapa orang yang punya integritas bagus di dunia jurnalistik seperti dia musti diganti? aku mungkin terkesan mengaggumi karni, tapi aku tak memujanya. aku cuma hormat pada kesetiaan karirnya di dunia pers, juga tulisannya yang memang bernas. mencermati perjalanan karir karni (seperti yang aku baca dalam kecap dapur tempo atau surat dari redaksi tempo saat dia masih di tempo), seperti melihat petani di pariaman, sumatra barat, yang sedang memanjat pohon kelapa. perlahan, dari bawah sekali, buku demi buku batang pohon, dan sampailah di puncak. lalu kelapa dilempar ke beruk yang menunggu di bawah.

ah! aku benar-benar kecewa perempuanku. salahkah aku bersedih? desas-desus yang beredar, sby (presiden kita itu lho) tak terlalu suka dengan kekritisan liputan 6 di bawah karni. soal bbm langka, listrik, energi yang amburadul, sby merasa terganggu. dan lewat tangan lain dia meminta pada pemilik SCTV untuk mengganti karni. jika desas-desus ini benar, sebab namanya juga desas-desus (seperti melihat dalam gelap), betapa buruknya negeri ini. andai memang begitu, ternyata kita salah selama ini, ternyata kita hanya berpura-pura merdeka! kita tak pernah lepas betul-betul dari tangan penguasa lalim. sby mungkin orang baik, tapi sebuah rezim selalu menghasilkan bidak-bidak yang bengis. selalu ada yang namanya lingkaran setan dalam dunia politik yang ambivalen. meski bisa jadi tak separah zaman soeharto, aku takut pers bakal menjadi budak penguasa lagi. betapa mengerikan.... aku benci sby jika dia memang tak suka dikritik! padahal telinga sang "raja" semestinya kebal hujatan, terlebih lagi krtitikan pers. duh! aku geram! dan aku jadi kehilangan mood untuk menulis! berlebihankah aku perempuanku?

yang membuat aku juga sangat kecewa, pejabat tinggi di SCTV tampak senang-senang saja dengan pergantian karni. ada semacam peluang yang ditunggu-tunggu untuk naik tingkat di kursi yang ditinggalkan karni. seperti mulut buaya lapar di sungai deras rimba bukit dua belas perbatasan jambi dan riau sana. mengaganga menanti babi lewat atau rusa menyeberang. betapa mengerikannya politik kantor. saling menerkam dan cakar, menyikut untuk posisi penting dan bergengsi. kau tahu perempuanku? aku tak pernah paham karakter orang-orang seperti itu. itulah sebabnya, aku sering merasa begitu sendirian di kantor. sunyi. seperti duduk di sudut penjara yang terdiri dari para penjahat dan sedikit sekali orang sucimya...

aku mau merenung saja....
barangkali, hidup, juga pekerjaan, memang hanya sebuah rutinitas yang membuat akal sehat kita kerap tersentak. mungkin aku berada di ruang yang salah, pada zaman yang juga tak pernah benar. tapi aku rasa, di mana-mana memang begitu. suasana kantor selalu menyimpan yang namanya kebobrokan. pada sebuah kantor selalu ada orang-orang yang usil dan gemar sekali memfitnah. sebuah kantor, terlebih lagi kantor pemberitaan, selalu tak luput dari ancaman penguasa yang tak percaya diri. hidup yang menantang sebetulnya, tapi aku juga manusia yang punya rasa lelah....

boleh aku berkisah sedikit? sejak sepuluh tahun memulai karir di dunia jurnalistik, sebetulnya, aku tak kaget-kaget sekali dengan kenyataan di liputan 6 sekarang. pahit getir dunia pers sudah aku rasakan lebih dari cukup. aura kantor yang penuh intrik dan kerumitan juga aku sering "menikmati"-nya. di majalah, di media cetak, aku puas rasanya melihat dan mencermati apa yang namanya saling ganyang antarsesama teman kerja. beruntung, aku tak pernah kalah meski kerap juga menjadi korban fitnah. bukankah hidup selalu begitu perempuanku? selalu ada yang namanya duri di bawah tapak kaki, tapi bukan berarti langkah mesti berhenti kan? jalan terjal hanya membuat kaki kita lebih tebal dan kuat melewati lintasan hidup. aku harus kuat dan tak boleh kehilangan semangat dalam bekerja di dunia yang jorok begini, meski sebagai manusia tetap saja aku punya rasa lelah...

dan di tengah keresahan, di tengah kegundahan, aku benar-benar bahagia siang tadi. engkau muncul di yahoo. Tuhan, aku tak berdoa agar perempuanku muncul siang-siang, tapi kenapa Engkau begitu baik memberikan aku setetes embun memudarkan hausku? kau hadirkan perempuanku dari quebec, sehingga akhirnya di yahoo kami berbincang-bincang Tuhan. terima kasih. tolong jangan lelah memberiku kebahagiaan lewat perempuanku itu. aku janji, aku akan sering bersyukur. ya Tuhan ya? makasih banyak...

lalu kita berbincang apa saja... mengumbar kerinduan dengan cerita-cerita yang tercecer kemarin. kisah-kisah yang tak pernah tersalurkan di saat kita hanya bisa mengirim pesan lewat friendster atau email. aku bahagia perempuanku. bahagia sekali saat kita bersua di yahoo tadi. terima kasih banyak karena engkau muncul di saat yang selalu tak terduga dan tepat waktu... dan sebagian perbincangan itu pun tersimpan tapi di sini perempuanku...

kau : i miss u every day,from early in the morning,till night when i start to pray
kau : so hon...u still be mine kan?
aku : iya dong! pasti!
aku : eh, aku kemarin tidur di halte
kau : kamu serius !!!!!!!!!!!?
aku : iya serius. nongkrong sama tukang warung yg jagain bis2 lewat
kau : di halte?
aku : namanya rudi
kau : oh my God
aku : dia temen sejak aku smp langganan koran
kau : udara luar itu dingin bgt hon
kau : awas yah klow aku dgr lagi kamu tidur di halte
kau : please sayanging badan kamu
aku : denger yg mana?
kau : tidur di luar
aku : hm... cuma dua jam kok
kau : gak tau. mau 1 menit kek
aku : nemenin dia mau digerebek
kau : mau 30 detik kek
kau : kok
kau : .............
aku : dia itu teman aku sejak aku smp. aku langganan koran sama dia
kau : o
kau : tapi jgn sering2 begitu
aku : hmmmmm
kau : udara luar itu gak bagus bgt
aku : aku kan emang anak jalanan babe
kau : iya tapi u/saat ini gak kan
aku : ya gak sih
kau : kamu bukan anak jalanan buat aku. kamu itu pacar aku.
aku : mantan anak jalanan
kau : aku sayang kamu
kau : mau apakek namanya
kau : mau anak bapak, mau anak apa kek
aku : babe
kau : apa
aku : aku sayang kamu
kau : I LOVE YOU TOO
aku : :)
aku : makasih ya
kau : your welcome

o ya, aku senang akhirnya engkau sampai juga dengan selamat di que. lupakan konflik-konflik tak penting yang membuatmu kesal sebelumnya. tak penting. mudah-mudahan, bersama timmu, engkau lancar saja mengerjakan tugas-tugas kampus yang, kadang-kadang, membuat sebal itu. aku yakin engkau bisa melakukannya dengan baik. aku cuma mengingatkan, hm... maaf kalau aku salah, jangan terlalu dipikirkan hingga migrenmu kambuh saat nilai-nilaimu tak sesuai harapan. maksud aku, kecewa ya boleh-boleh saja, tapi jangan sampai engkau patah semangat dan menjadi sakit. mungkin ada baiknya jangan juga terlalu berharap berhasil bagus. pasang saja buruknya dulu sambil berbuat sebaik mungkin. apa yang kita lakukan baik, biasanya, hasilnya juga baik. jangan berpikir hasilnya, lakukan saja prosesnya sebaik mungkin. mudah-mudahan hasilnya ikut-ikutan baik. kalau pun sudah berusaha maksimal tetap tak memuaskan? tetap tenang. bukan apa-apa. aku tak ingin migrenmu muncul dan membuat aku panik perempuanku... lagi pula, kenapa sih harus begitu terpikirkan saat gagal? belajar realistis mungkin ada baiknya. realit`at the marquess, huh?

aku tak pernah membayangkan sakit kepala tak kompak begitu. cuma sebelah. betapa aneh sebuah penyakit. aku yakin engkau jauh lebih tahu soal ini ketimbang aku yang kalau masuk angin paling-paling beli jamu atau antangin seharga seribu perak. aku tak mau kamu sakit, karena aku akan sedih dan bingung. tetap sehat perempuanku. jaga diri dan pikiranmu agar tak lelah berkepanjangan. pilahlah masalah yang harus dipikirkan secara serius. segala macam cekcok kecil dan remeh yang terlihat tak perlu diambil pusing, ada baiknya dilupakan saja. lalu kembali tertawa sambil bilang, ih plis deh ga banget. :) seperti katamu, gaya bahasanya anak zaman sekarang... hehehe... kamu lucu. dalam keterbatasanmu mengungkap dalam bahasa indonesia terkini, engkau membuat aku paham arti sebuah perkembangan kata-kata... ternyata sampai juga ya ke que sana... betapa ajaibnya anak zaman sekarang. ga banget getolokh! :) love u babe... makasih yah sekali lagi karena tadi kita bertemu di yahoo.

dan sekarang, setelah merenung cukup lama dan sempat keluar kantor beli jagung gelas bersama ari, teman kerja, sepertinya pikiran dan sikap aku sudah mulai kembali normal. kekecewaan masih ada, tapi inilah pentingnya menjadi seorang manusia: hidup tanpa masalah seperti mayat saja. persoalan kantor dengan segala trik kotornya, persoalan negeri yang tak pernah berhenti menjadi jahat, persoalan lain-lain yang selalu mengusik nurani, mungkin adalah bagian dari sebuah lingkaran yang membuat aku tumbuh menjadi seorang manusia yang semoga saja bisa kuat. tegar menantang hari, tak mudah lelah menghantam badai...

aku sudah pulih. sekarang aku mau menulis. bekerja. kita harus mulai bekerja kata iwan fals. penyanyi ini pada akhirnya pun begitu. sakit hati pada kenyataan dan kekuasan, membuatnya hanya bisa berkata: kita harus mulai bekerja... berkarya... tak perlu pusing-pusing. kerja saja dan bahagiakan diri dengan cara dan pikiran sederhana... yang penting nurani yang bersih jangan sampai ternodai... karena aku tak ingin menjadi orang munafik... jujur membuat kita lebih berharga ketimbang berpura-pura baik. jujur membuat kita menjadi hidup. jujur juga membuat kita lebih bernilai ketimbang mereka yang piawai menyimpan dusta. jangan takut berkata jujur, agar kita tak perlu mengingat apa pun yang kita rekayasa. bukan begitu perempuanku yang baik? maaf aku tak menggurui, tapi aku sedang mengajari. :)

eh iya, sekali lagi maafkan soal dablu. aku mungkin tadi lelah. sudah semestinya aku tak cemburu seperti pacaran kelas tiga smp. maaf ya. aku janji tak akan lagi begitu. aku juga janji tak akan mengikuti gaya bicaramu yang lucu itu: kamu... kamu kamu kamu tau gak kamu kamu aku sayang kamu.... maaf honey... aku tak tahu. lupakan ya? mudah-mudahan engkau siap untuk ujian senin nati. mudah-mudahan juga, engkau dan tim bisa lancar membedah mayat berumur sebulan itu. mudah-mudahan juga formalinnya tak terlalu membuat engkau mual dan migrenmu datang lagi...

aku bekerja dulu cantik... jaga diri baik-baik... terima kasih untuk bulan dan bintang yang kau sematkan dalam dadaku, sehingga aku selalu bisa melihat malam dan siang dengan senyum... i love u... selalu begitu sampai jauh dan lama... karena mencintaimu adalah mencintai hidup, mencintai keindahan yang sejumput pun tak pernah kudapatkan sebelumnya....

salam rindu jauh dan cinta yang selalu tumbuh, aku, lelakimu...

Sunday, July 24, 2005

kepada putri rampen (14)

tapi kita sering kali lupa perempuanku
hidup adalah sebuah rutinitas yang melelahkan
yang mengasah hati agar menjadi tangguh dan tegar
lalu kenapa kadang kita mudah menyerah dan pasrah
tak melihatkah kita palu cobaan sebagai ujian?

tapi tak salah juga
mungkin karena itulah kita disebut manusia
ada batas yang membuat kita tak bisa mengelak
dan tak kuasa pula kita dihantam batu sandungan
sesekali kita tersentak
sesekali pula hati kita tergerus perih tak berdaya

dan kita juga sering kali tak ingat
hidup adalah menggenggam seutas tali panjang
kita bergelayut dari ranting ke ranting lain pohon kehidupan
seperti tarzan dalam rimba belantara yang liar
kadang kita berjumpa harimau atau anak kelinci
buaya atau serigala dan ayam hutan (kenapa kamu takut sekali pada ayam?)

tapi kita kan juga melihat pelangi perempuanku
warna-warni hidup sudah semestinya dinikmati
sudah sepatutnya pula kita berhati-hati
karena kita bukanlah keledai
tak bisakah kita lompat dari lubang yang membuat kita terjerembab?
lihatlah langit masih biru
matahari masih hangat datang dari barat
kenapa kita tak tersenyum saja pada bumi?

simpan saja kemuraman kalau masih ada
kegundahan hanya bikin hati kita tak nyaman
pijak saja tanah ini sambil berteriak lantang
aku ingin terbang dengan sayap cinta yang tak mudah patah
mari aku temani....

*aku tak tahu ini puisi atau bukan. mengalir begitu saja. inspirasinya sama sekali tak ada kaitan dengan cerita bete tentang si thomas itu... buat aku, itu soal kecil dan aku yakin kamu bisa mengatasinya... aku percaya padamu.... gitu aja deh. eh iya, boleh aku kecup keningmu perempuanku? muah! love u babe....

kepada putri rampen (13)

aku menyentuh malam tak lagi sendirian
takutku perlahan memudar
karena pekat langit telah berhias bintang
di kejauhan bulan pun tersenyum membawa kabar
aku, kata bulan, akan selalu bahagia karena engkau perempuanku...

aku melewati pagi tanpa ragu lagi
kecemasanku berangsur pulih
karena jingga di ufuk sana tak lagi berkabut
di kejauhan merpati datang membawa sepucuk surat
aku, seperti tertulis dalam surat itu, akan selalu bahagia engkau karena perempuanku...

dan kini aku bisa berlari membentangkan tangan
di sela nyanyian kupu-kupu taman
di bawah rindang dedaunan hijau
di atas rumput basah sisa hujan semalam
tetaplah menjadi nadiku perempuanku

dan Tuhan yang baik, boleh aku meminta?
jangan biarkan kebahagiaan ini berakhir pilu...

kepada putri rampen (12)

jakarta lagi perempuanku. aku tiba dari medan sekitar pukul enam petang. dari bandara, bersama theo aku langsung ke kantor dijemput pak sopir perusahaan. sampai di kantor sekitar pukul tujuh malam lebih sedikitlah. cukup cepat, karena jalanan cukup lengang. maklumlah, ini tanggal tua. orang-orang mungkin lebih betah di rumah. tapi coba lihatlah pekan depan, ketika hari gajian sudah berlalu. pasti jalanan macet di mana-mana. orang besar dan orang kecil, keluar rumah mencari hiburan. hidup bagai lingkaran sumpek yang harus disalurkan di setiap pengujung bulan... mungkin aku juga begitu. biar sajalah. tak penting juga kita mengurus hal seperti itu...

tapi terus terang perempuanku, aku selalu tak bisa menahan basah di mata ketika melihat, misalnya, bapak ibu dan tiga anaknya duduk di atas sepeda motor sedang menuju tempat rekreasi... sering aku lihat, setiap habis bulan, di persimpangan lampu merah, keluarga-keluarga kecil dan sederhana duduk di atas sepeda motor dengan air muka bahagia (bapak di depan, si kecil di depan si bapak, ibu di belakang mengapit dua anak lainnya. mereka berbincang dan tertawa, di tengah padat lalu lintas dan ancaman bahaya jatuh dari laju roda). betapa mengharukannya kebahagiaan mereka... ah! ada semacam keindahan yang tak bisa dibeli dengan cara apa pun, yang terpancar dari jiwa mereka...

perempuanku yang baik...
di sepanjang jalan menuju kantor, kami cukup sering tertawa. pak sopir yang menjemput kami memang lucu. namanya haji maulana. rambutnya memutih termakan usianya yang mulai renta. dalam logat betawinya yang kental--pak maulana ini memang betawi tulen--dia senang sekali bercerita tentang hidupnya. sewaktu muda dia sopir mikrolet, tapi bukan jurusan kalimalang, melainkan kampung melayu. kau tahu perempuanku? kelelakiannya, yang memicunya untuk bersikap penuh tanggung jawab terhadap anak dan istri, tak membuatnya lelah bekerja sebagai sopir. padahal kalau mau, dia bisa saja duduk-duduk atau tidur-tiduran mengandalkan uang dari anaknya yang sudah bekerja... diam-diam aku kagum, karena sebagai lelaki tua, dia tahu betul apa arti sebuah tanggung jawab pada keluarga...

sesampai di kantor, setelah beres-beres peralatan kerja dan berbasa basi dengan rekan sekantor, aku langsung membuka pesan-pesanmu. tak ada yang lebih menyenangkan selain membaca kata demi kata yang kau tuliskan di email. terima kasih perempuanku. penjelasanmu tentang atrium dan ventrikel amat berharga buat aku yang sama sekali tak paham urusan dalam tubuh manusia. terima kasih juga atas penjelasan kenapa engkau mencintai aku, termasuk upayamu meyakinkan bahwa engkau memang benar-benar menyayangi aku... dan terima kasih juga atas penjelasan bahwa tommy bukanlah siapa-siapamu, kecuali sebagai teman.

soal yang terakhir, percayalah manis, aku tak berpikiran macam-macam. kadang-kadang, berburuk sangka cuma membuat batin kita lelah. aku tak mau capek-capek menduga atau cemburu pada momen yang tidak tepat. sepenuhnya aku percaya padamu. hatimu terlalu baik untuk bersikap jahat atau mengecewakan aku yang berupaya tulus mencintaimu... oya, kamu cantik sekali di foto baru itu. jujur saja, melihatnya aku menjadi semakin minder. aku ini apalah. difoto dari sudut mana pun, tetap saja kau memanggilku dengan kata "jelekkku". bahkan, kau bilang aku lebih mirip bung hatta, tokoh proklamator itu. hahaha. aku benar-benar tak habis pikir. dia kan orang tua perempuanku? ada-ada saja... :)

ah, tapi kalau dipikir-pikir, buat apa pula aku minder? cantikmu adalah karunia Tuhan. dan sudah semestinya aku bersyukur saja ada bidadari yang nekat mencintai dan menyayangi aku. aku sudah cukup bahagia dianggap sebagai empat katup jantungmu, seperti istilah yang selalu kau sebutkan...

perempuanku yang cantik...
lucu juga membayangkan engkau dan temanmu main tendang-tendangan paper. hehehe... percaya deh, hal kecil saat kuliah akan begitu indah dikenang saat kau lulus nanti. aku doakan paper teman-temanmu bisa selesai cepat, sehingga rencana senin ke que tak terbentur lagi. salut buat kamu dan celine yang telah rampung lebih dahulu. tahukah kau perempuanku? semangat dan upayamu untuk menuntaskan paper itu membuat aku diam-diam kagum. di sela manja dan kejenuhan membedah buku-buku tebal, ada totalitas di dirimu yang membuat aku harus angkat topi... aku tak bisa berdusta bahwa aku menyukai perempuan cerdas. aku tak tahu engkau cerdas atau tidak, tapi dari kebiasaanmu melahap buku-buku, baik tebal atau tidak, lepas dari itu buku pelajaran atau bukan, aku percaya bahwa engkau memiliki kecerdasan yang membuat aku terpesona. kau tahu? karena kecerdasanmu pulalah aku jatuh hati, selain karena hatimu yang begitu baik dan humanis...

minggu besok, aku libur dulu, karena kebetulan juga adikku akan melangsungkan pernikahan. senin aku akan masuk kantor. menyusun naskah untuk tayangan sabtu atau minggu depan. di saat itu mungkin engkau sudah ada di que dan sedang serius di hadapan cadaver... jaga dirimu baik-baik. makanmu jangan telat, meski aku yakin kau lebih tahu soal kesehatan. lirik kiri kanan bolehlah, tapi ke perempuan saja. hehehe... kalau ke lelaki-lelaki keren, yah... gimana yah... susah juga aku. kau bilang tidak pun, aku tak tahu. itulah sebabnya, aku lebih menempatkan diriku untuk selalu percaya saja padamu... tak ada gunanya pula curiga macam-macam. isi kepalaku terlalu sulit untuk mencurigai engkau yang berhati baik itu. aku percaya sekali, andai ada sesuatu yang tak beres, pasti Tuhan tak akan tinggal diam... batinku pasti bakal tak enak di sini... aku hanya bisa berharap bahwa kita bisa saling menjaga tali kasih yang pelan-pelan dibina ini... cinta hanya akan melahirkan kelelahan jika berselimut kecurigaan dan ketidaksetiaan... semoga saja kita selalu paham itu...

sampai di sini dulu perempuanku yang baik... aku harus tidur. meski libur, besok mungkin hari yang melelahkan buat aku. sekali lagi, jaga dirimu baik-baik dan jangan nakal... aku sayang sekali padamu... Tuhan beserta isinya tahu betul itu... doakan aku mimpi indah tentangmu... siapa tahu kita bisa berjalan-jalan seusai hujan di bawah rindang pohon yang kau ceritakan itu...

salam sayang selalu,
aku, perisaimu...

Saturday, July 23, 2005

kepada putri rampen (11)

tak terasa, seminggu sudah aku di medan. dibilang betah ya tidak, dibilang tidak ya betah. pekerjaan selalu membuat kita menikmati suatu tempat dengan terpaksa, meski sebetulnya, barangkali saja, kita tak begitu kerasan dengan tempat itu. tapi sudahlah. betah tak betah, yang penting kerjaku sudah selesai perempuanku... ada kelelahan yang terbayar saat semuanya beres. ada perasaan lega, meski belum sepenuhnya, karena sesampainya di jakarta aku masih harus membuat naskah...

sudah kubaca email-emailmu perempuanku. fiuh... lucu juga punya pacar kuliah di fakultas kedokteran. sesaat aku menjadi penutup empat katup jantungmu, lalu berubah menjadi atrium kiri dan kananmu... belum lagi selesai menjadi atrium, aku berubah lagi menjadi ventrikel kiri-kananmu... aku mengernyitkan dahi. kata-kata apa ini? dan agar aku paham maknanya, kucoba-coba mencari tahu. kalau empat katup, meski sejujurnya aku sama sekali belum melihat, bisalah kuterka katup itu seperti apa. tapi maksud dari kata atrium dan ventrikel? matilah awak, begitu kata orang medan.

untung saja ada google atau wikipedia. dan aku pun menjadi tak bego-bego amat. rupanya, aku baru tahu juga ini, jantung manusia terbagi menjadi empat ruang yang disebut atrium kiri, atrium kanan (semula bayanganku atrium yang dimaksud adalah sebuah plaza di kawasan senen, jakarta pusat, betapa bodohnya aku--ventrikel kiri dan ventrikel kanan.

nah, terus terang, sampai di sini aku bingung lagi. bayangan sih ada, tapi memaknai secara harafiah kata-kata itu agak repot juga. pokoknya, maaf kalau aku salah perempuanku, fungsi si atrium dan ventrikel ini memompa darah ke seluruh tubuh atau paru-paru. sekali lagi, kalau salah harap maklum... otakku yang alakadarnya ini tak sampai paham sebegitu jauh isi jantung manusia... hehehe... tapi jika benar, lucu juga aku diandaikan sebagai si atrium dan ventrikel. buat nama anak lucu mungkin ya? hahaha... ada-ada saja. ah, aku rasa, aku bukan sedang memompa darah perempuanku, tapi tengah memompa segenap kasih sayang yang aku punya, juga cinta yang ada di jiwaku ke seluruh tubuhmu... terima kasih telah menganggap aku sebegitu vital sehingga harus disebut sebagai empat katup di sebuah jantung... i love u so much babe...

besok sabtu. dan sekitar pukul setengah tiga petang, aku kembali ke jakarta. pulang ke rumah, bertemu keluarga. tak ada yang lebih menyenangkan selain mengingatmu dan berbincang-bincang dengan keluarga. di rumahku sedang ramai, karena lusa, adikku menikah. inilah pernikahannya yang kedua, setelah suami pertamanya bermain gila dengan perempuan lain. rupanya Tuhan tak membiarkan penderitaan adikku menjadi panjang. Dia pun memainkan perannya. jodoh yang selalu bergerak tiba-tiba, kini menghampiri adikku... untuk adikku tercinta, selamat! semoga pernikahan kali ini tak lagi diterpa badai yang membuat rumah tangga dan batinmu terguncang...

aku tak pernah bisa paham tentang sebuah penghianatan cinta. apa yang dilakukan suami adikku terdahulu, ketika dia begitu ringannya berselingkuh di saat adikku tengah hamil tujuh bulan, tak membuat nalarku sampai menganalisisnya: apa sih sebetulnya yang ada di kepala lelaki itu hingga dia begitu tega menghianati cinta adikku.

perempuanku... aku tak sedang mencoba meyakinkanmu bahwa aku betul-betul paham hati perempuan yang disakiti karena penghianatan cinta. tanpa kasus yang dialami adikku pun, sejujurnya, aku tak akan pernah tega berselingkuh. aku barangkali bukan manusia sempurna, tapi cinta yang baik, menurut aku, adalah bagaimana cara menjalaninya dengan cara-cara yang sempurna... bebas penghianatan dan menghargai betul arti kesetiaan... tak terbayangkah olehmu perempuanku bahwa begitu indahnya cinta yang terbungkus kesetiaan? berdua selalu hingga ajal tiba... ah, betapa anggunnya cinta seperti itu... aku ingin sekali merasakannya. kau mau merasakannya denganku perempuanku? kalau mau, ingat pesanku... rawat saja cinta kita ini baik-baik, maka Tuhan tak akan membiarkannya menjadi sia-sia... setialah, karena itu jalan terbaik dan harga tertinggi untuk sebuah cinta yang abadi... amin... (setelah tutup muka pake tangan... hehehe... ). kidding babe... nih yang benar: amin... (baru deh tutup muka pake tangan). aku selalu tersenyum mengingat ceritamu ketika berdoa di hadapan ratusan mahasiswa itu... tutup tangan dulu, baru deh amin... hahaha. lucu sekali sih kamu... gemas aku... boleh aku bilang, i love u honey...?

malam ini aku sendirian perempuanku. theo dan husni sedang ke kafe. mereka ingin minum bir rencananya. aku malas. aku tak pernah bisa menenggak jenis minuman beralkohol. kepalaku pasti akan pusing karenanya. teh botol saja cukuplah buatku. atau aqua buah. selain itu, tempat-tempat seperti itu juga tak membuat aku nyaman. ada semacam rasa tidak betah yang terus mengajak aku keluar... karena itulah, aku lebih baik menulis email ini untukmu... lalu kembali ke hotel, mandi, dan tidur. mudah-mudahan bisa bermimpi tentangmu...

perempuanku yang baik...
aku tadi potong rambut. ada di kantor yang kebetulan memang tugasnya mengurusi reporter agar selalu rapi. dia protes karena setiap aku on screen, rambutku acak-acakan. namanya mbak nunung. dia presenter. sudah agak tua, makanya cerewet. tapi apa mau dikata, kupingku sulit tahan dengan perempuan yang cerewet. lebih baik aku turuti sajalah. maka kini, meski benar-benar tak rela, rambutku tak lagi gondrong. cepak... fiuh... terus terang, aku selalu sebal dengan rambut agak-agak botak begini. kau tahu sebabnya perempuanku? di jakarta itu, anak-anak sekolah yang cowok, saat di bus, selalu berani menatapku kalau rambutku pendek. mungkin karena dikiranya aku anak kemarin sore. tapi kalau rambutku agak-agak gondrong, mereka segan dan aku bisa dengan sedikit belagu pasang tampang sangar ke mereka, sehingga mereka tak akan berani macam-macam. hehehe... itu salah satu alasan kenapa aku lebih suka rambut gondrong sedikit. yah tak panjang-panjang amat, tapi jangan sampai botaklah...

ah, sudahlah, bubur sudah tak bisa lagi menjadi nasi. rambutku kini sudah cepak dan mungkin akhir januari nanti, di saat senja basah karena sisa hujan, ketika kita berjumpa, rambutku sudah agak sedikit lebih panjang dari sekarang... eh, kau mau lihat foto-foto rambut baruku? kukirim ke emailmu di yahoo... tak seberapa ganteng memang, tapi lumayanlah untuk jadi tempat curhat sehari-hari... hehehe... i miss u babe... ke mana saja sih? sibuk banget ya sampe jarang online?

memang babe... menjelang selesai, biasanya tugas kampus tuh menjadi bertumpuk. sabar ya. saat lulus nanti engkau pasti akan merasakan kebahagiaan yang tak terbayangkan... yang penting kamu jangan sampai telat makan. juga jangan memaksakan diri begadang, karena matamu yang bagus itu bisa tidak cerah. o ya, peceleletis itu penyakit apa sih? pecel lele itu enak lho... kamu tuh ya...

oh ya aku baru ingat, kamu itu senang sekali pakai celana super pendek di library ya? waduh... hati-hati ada mr smith... wah... bikin degdegan saja sih nih... memang tak ada ya celanamu yang tidak pendek? celana tujuh per delapan kayaknya manis deh... bagaimana ini ya? jangan centil dan nakal ya... biasa-biasa saja... tapi aku percaya padamu perempuanku... dan tolong jaga kepercayaan ini sebaik mungkin, seperti aku menjaga cintamu, sayangmu, dan kepercayaan yang engkau berikan buat aku...

aku pamit dulu... mudah-mudahan, sebelum engkau ke quebec, kita bisa berbincang di yahoo... aku rindu sekali... love u bidadariku... take care.... dan sukses buat papernya... salam juga buat teman-temanmu....

aku, lelaki jantanmu...

Thursday, July 21, 2005

kepada putri rampen (10)

"mak, belikan ipin baju dora mak. ipin kepingin punya baju dora seperti teman-teman,"

terbata-bata, ibu muda itu mengenang kalimat yang dikemukakan anak laki-lakinya yang sekitar seminggu silam pergi untuk selama-lamanya. bola matanya basah dan mengecil. barangkali dia mencoba menahan air mata yang jatuh, tapi sulit. dan pipinya basah. dia tak tahan dan setengah menjerit menyebut namanya anaknya.

"ipin...!"

seperti orang bodoh, aku kehabisan kata-kata untuk menenangkan. maka yang keluar dari mulutku hanyalah kata "sabar". aku tak tahu, apakah kata itu cukup berarti atau tidak, tapi yang aku lihat, tangis ibu itu mereda dan yang tersisa hanyalah segukan.

ipin. sebetulnya, nama lengkapnya arifin. bocah berusia tiga tahun ini tewas akibat disiksa bapak tirinya, nasroh alias bandot. bandot kini ditahan. proses hukum tengah berjalan. tapi kesedihan tak selesai begitu saja dari balik jeruji kantor polisi. bagi ida, ibunda ipin, kepergian ipin adalah sebuah petaka. dan dia tak pernah sanggup sedikit pun untuk melupakan tawa lucu dan kenakalan putra tercintanya itu. maka menangislah yang dia bisa, sembari mengingat dan mengenang setiap gerak dan kata yang pernah terlontar dari bibir ipin.

inilah hari air mata perempuanku. aku rasa engkau paham betul apa makna sebuah tangisan. ada tangisan kebahagiaan, meski lebih banyak tangisan bermakna duka. dan di depanku tadi, di ruang tamu tanpa meja dan kursi, di sebuah rumah berdinding bilik yang menciptakan sinar tipis matahari dari lubang anyaman, menangis seorang ibu muda yang kehilangan gairah hidup. anak tercintanya tewas dengan cara yang tak pernah dia duga: kedua pipinya tersisa bekas gigitan si bapak, leher dan kaki kirinya patah, lima sentimeter di atas kemaluan lebam bekas tendangan, dan yang paling parah, tengkoraknya retak terbentur lantai akibat tamparan keras ketika ipin merengek minta ikut bapaknya ke ladang.

dan ibu muda ini tak memaafkan ulah suaminya, meski kini dia tengah mengandung delapan bulan dari suami keji itu. anak tercintanya terlalu berharga ketimbang lelaki kejam yang ringan tangan pada anak. diam-diam aku setuju dengan ibu muda ini perempuanku. untuk apa sebetulnya seorang lelaki bersikap kasar pada si anak, meski anak itu bukan darah dagingnya sendiri? anak jelas titipan Tuhan, lalu tak bisakah manusia merawat baik-baik jiwa yang dipercayakan padanya? aku tak pernah membayangkan bisa bersikap kasar pada anak-anak. kadang melihat mata bocah pun sudah membuat mata aku basah... itulah sebabnya, aku tak pernah bisa paham apa yang ada di kepala si bapak ini ketika menyiksa habis-habisan si ipin... ah, Tuhan tahu tempat terbaik untuk anak yang mengembuskan napas begitu cepat...

bisa dibilang, kerjaku hari ini hampir rampung. besok tinggal mengambil visual rumah sakit dan on screen. tak terlalu melelahkan sepertinya. betapa leganya pekerjaan selesai cepat, meski setiap itu pula, aku selalu merasa gamang dan gelisah perempuanku. begitu banyak kekejian yang kujumpa, begitu sering kematian yang kuhadapi dan selami. aku sering terdiam saat rutinitas ini kutinggalkan. mengurung diri di kamar, mencoba menyenangi diri dengan buku-buku dan lagu iwan fals. sesekali juga bermain play station bersama keponakan. aku tak pernah paham kenapa begitu banyak manusia mudah emosional sehingga ringannya berbuat bodoh dan dosa...

perempuanku yang baik...
panjang juga aku bercerita. maaf kalau ini membuatmu lelah, tapi ini semua mengalir begitu saja. aku tak tahu, meski keberadaanmu jauh, aku tak pernah merasa sendiri. dan yang kulakukan seperti berbincang-bincang empat mata saja. kadang-kadang aku berkhayal, menceritakan ini dalam sebuah obrolan ringan di taman, di senja yang teduh dan barangkali basah sedikit sisa hujan gerimis... sambil sesekali menganggumi binar bola matamu yang membuatku enggan berkedip... tak sadarkah engkau matamu seksi perempuanku? ah, setiap kali aku memuji seksi, pasti engkau dengan cepatnya akan mengatakan, emang iya sih aku seksi... hehehe... tak apalah. percaya diri sedikit perlu juga. apalagi di depan kekasih sendiri, meski aku selalu sial disapa dengan sebutan "jelekku". mungkin sudah suratan nasib aku inilah... maka jelek pun tak apa. yang penting engkau tetap menjadi bidadariku untuk selamanya... :) mau kan? kalau tak mau, kuhitung sampai sepuluh dan kau tak boleh menjawab dengan kata "ha? ha? ha?" hehehe... aku sering merindukan kata "ha?" ini perempuanku... dan aku selalu gagal untuk meniru... bagaimana sih caranya?

perempuanku yang cantik...
aku sudah membaca emailmu. terima kasih. aku baik-baik saja. lelah sedikit biasalah. lelaki yang tak pernah lelah adalah lelaki pemalas. aku tentu tak mau menjadi lelaki pemalas, karena aku tak pernah ingin seperti kata majalah yang pernah kubaca: harga diri seorang lelaki ditentukan sejauh mana dia bekerja keras... soal papermu, syukurlah engkau begitu percaya diri dengan hasilnya, meski aku tetap mengingatkan untuk mengantisipasi nilai yang tak pernah kau harapkan. seperti katamu, kita tak pernah tahu karena hanya Tuhan yang tahu bukan? oya, aku senang pendapatmu tentang betapa pentingnya perlindungan terhadap anak... di sela-sela manja dan ulahmu yang sering ngambek, kedewasaanmu kerap tak terduga. kadang aku bingung sebetulnya engkau kelahiran tahun berapa. hehehe... i love u honey... eits, bagaimana dengan rencana ke que? andai kita begitu sulit berdialog di yahoo, cobalah ceritakan ini di email nanti ya... terima kasih.

sampai di sini dulu perempuanku... sekali lagi, aku percaya sekali padamu, tapi meski demikian, aku tak akan jenuh bilang janganlah nakal-nakal dan membuat kepalaku pening. centil sedikit bolehlah, tapi di depan celine saja. jangan di depan cowok-cowok. nanti kesenangan mereka... aku bukan cemburu, tapi benar-benar tak rela engkau begitu... hehehe... sama saja ya? biarlah... aku kan kekasihmu... tak ada yang lebih berhak untuk mejagamu baik-baik setelah kedua orang tuamu... izinkan aku untuk tetap menjadi perisamu... terima kasih juga untuk cintanya... take care... i love u and i miss u so much!

Wednesday, July 20, 2005

kepada putri rampen (9)

di kota ini aku adalah tikus yang tersesat. hilir mudik ke sana kemari tak keruan. dua kaki yang menopang tubuh menginjak tanah, tapi anganku melayang jauh entah ke mana. tak bisa kuingkari aku terus menerus teringat engkau perempuanku. kerinduan yang meruap tiap detik, bagai keringat yang tak henti mengucur dari pori saat hari terik.

dan semuanya begitu saja berubah. lalu aku teringat pembuka saman karya ayu utami: di taman ini aku adalah burung yang berbahagia. pembuka yang manis. yang juga tak bisa kupungkiri senada dengan yang kurasakan. dari sebuah ketersesatan, penat kerja seharian, dan menjadi riang karena engkau.

aku tak tahu kenapa begitu berharganya cinta yang jauh ini. ada semacam dorongan untuk selalu ingat, dan karena itu aku merasa dekat. tidakkah engkau merasakan itu pula perempuanku? sejujurnya aku cuma bisa berharap. kerinduan tak bisa diatur sedemikian rupa, karena dia cuma bisa hadir dari hati yang sebenar-benarnya merasakan cinta...

deli serdang. kabupaten ke arah selatan medan ini sebetulnya tak terlalu jauh. cuma makan waktu sekitar satu jam dari pusat kota. tapi macet jalan dan semrawut becak motor yang saling silang, membuat laju mobil yang kami tumpangi sedikit terhambat. medan memang bukan jakarta, tapi macet agaknya sudah menjadi keharusan bagi sebuah kota. dalam perjalanan ke kantor polisi yang membuatku terkantuk-kantuk, aku hanya bisa mengingatmu lewat baris demi baris pesan singkat di telepon genggamku, juga foto-fotomu yang aku bawa...

ini salah satu pesanmu yang kubaca: your love bring sunlight to my life warm my life with their presence. wheather you far away or close by my side. your love is a gift bring happiness and a treasure. i cannot buy that. my wish God always show the blessed to you, my hope God always provide you every single day you have, my pray i want in your side until forever... thank you for loving me... pie sunday!

aku tadi pergi sekitar pukul sepuluh pagi, semua selesai sekitar pukul delapan malam. bukan kerja yang ringan, tapi karena sudah terbiasa, semua menjadi enteng. lelah memang ada, tapi bukankah begitu hidup? kerja yang melelahkan tapi membuat senang, tentu lebih berarti ketimbang capek-capek kerja tapi hati tak senang. rencananya, kamis besok, kami akan ke rumah keluarga korban. mudah-mudahan lancar, karena kami dengar, ibu dari pelaku yang membunuh adiknya sendiri, agak-agak tertutup dengan wartawan.

ada hal yang membuat aku naik darah tadi. ayah yang membunuh anak tirinya, berkelit telah menganiaya. pancingan-pancingan pertanyaan yang kukeluarkan, tak membuat dia tersudut dan bisa dengan entengnya dia bantah. padahal, jelas-jelas karena pukulan-pukulannyalah anak itu mati.

tapi si ayah jahat ini tak bisa lagi membantah, setelah kubuka bukti otopsi yang menjelaskan bahwa ada kekerasan pada diri si anak: jaringan otak besar dan kecil si anak pecah, tulang lehernya pun retak, tengkorak kepalanya pun begitu, dan nyaris di sekujur tubuhnya penuh luka lebam hantaman benda tumpul. aku mengernyitkan dahi ketika melihat foto identifikasi: sesosok bayi laki-laki gemuk berusia tiga tahun, terbujur. sisa jahitan dari dada ke bawah perut bekas otopsi membekas jelas. begitu juga sepanjang tangannya. di sini aku sempat teringat engkau. mungkin beginilah cara kerja praktikmu di sana... betapa mengejutkan untuk seorang perempuan manja dan seringkali ngambek sepertimu... i love u babe...

yang tak bisa aku lupa adalah kedua bola matanya yang bulat tapi sudah rapat. bola mata itu melesak jauh ke dalam. mata yang teduh itu tidur panjang terpaksa, karena ayah yang, yah boleh dibilang, biadab. ah, sudahlah. manusia mungkin bisa khilaf, semoga saja pelaku ini bisa bertobat dan Yang di Atas mengampuni dosanya... siapalah aku ini perempuanku. tugasku hanya meliput dan mengabarkannya agar yang melihat bisa mengambil hikmahnya... semoga saja bisa...

aku baca pesan singkatmu di email. i miss u too honey... bagaimana dengan paper dan dosenmu? lancar? aku doakan semua beres tanpa kendala berarti. aku cuma mau bilang, jaga diri baik-baik, meski aku yakin engkau bisa melakukannya... dalam jauhku, aku cuma bisa berkata: aku percaya padamu... dan hanya bisa berharap engkau bisa menjaga cinta ini. tak muluk-muluk. karena dirimu aku hanya ingin tetap seperti burung yang bahagia di taman, bukan seperti tikus yang tersesat...

sampai di sini dulu perempuanku.. i love u... and i miss u so much!

kepada putri rampen (8)

aku merindukanmu... bagai malam yang merindukan bulan... bagai pagi yang setia menanti matahari... kau dengarkah gemuruh yang berdentam di dadaku? gemuruh kerinduan yang meletup di setiap detik dan tarikan napas... kerinduan tentang sosokmu... sosok yang sering ngambek, manja, sekaligus bisa begitu dewasa dengan mengesankan... betapa manisnya... :)

Monday, July 18, 2005

kepada putri rampen (7)

malam basah. hujan yang sebentar berhenti dan sebentar deras, menyisakan basah yang menusuk. aku kedinginan, meski tubuhku terbungkus jaket yang sejak beli dua bulan silam belum sempat kucuci. di warnet yang menyebalkan, karena dilarang merokok, kutulis pesan ini untukmu perempuanku... sekadar menyampaikan larik kerinduan, yang bersemayam gelisah setiap detik sehingga begitu sulit kutahan...

sejak tiba di medan, meski maksud dan tujuannya kerja, entah kenapa, isi kepalaku selalu tentangmu perempuanku. dalam setiap gerak dan tarikan napas, berulang-ulang yang terbayang adalah sosokmu. foto-fotomu yang kubawa, sebentar-sebentar kulihat dan aku menjadi gila dengan sendirinya: senyum bahagia di tengah situasi yang sebetulnya tak perlu aku mengumbar keriangan. tapi cinta dan rindu memang kerap membuat kita menjadi gila. tak apalah. aku tak peduli menjadi gila, karena kegilaanku lahir dari sebuah anugerah yang tak pernah kuduga. kau tau apa anugerah itu perempuanku? dirimu. dirimulah anugerah itu, yang menciptakan kebahagiaan sepanjang hari...

senin ini tak ada yang dikerjakan selain membereskan peralatan kerja. paling-paling keliling kota mencari makanan kecil untuk melumatkan lapar ringan di hotel. bukan apa-apa. kesalahan fatal liputan kali ini adalah, aku dan theo tak membawa kaset sebutir pun! luar biasa kebodohan ini. bagaimana bisa kami lupa membawa kaset, sedangkan liputan yang kami ambil memerlukan kaset itu untuk merekam gambar... duh!

setelah stres tak karuan dan berkoordinasi dengan kantor pusat, kaset akan tiba besok (selasa). semoga saja kerjaan ini lancar dan tak terlalu banyak kendala. agar cepat selesai dan kembali ke jakarta. pulang ke rumah bertemu keluarga, menciumi pipi keponakan tercinta, binyo. dan bisa lebih sering berbincang denganmu...

perempuanku yang baik...
aku tak tahu di sana pukul berapa. aku tak pernah paham soal perbedaan waktu, selain indonesia tengah dan timur. meski berulang kali kau memberi tahu, tapi selalu saja aku kebingungan. jam berapa sih sekarang di sana? kamu lagi apa? sudah makan? bagaimana dengan paper-paper yang membuatmu lelah itu? makanlah... jangan sampai melupakan laparmu. aku sudah, makan pecel lele di kedai tepi jalan. lumayan juga rasanya, meski terlanjur diberi bawang oleh pedagangnya. bawang selalu membuat lidahku tak enak. setelah repot-repot sedikit membuangi bawang-bawang itu, aku pun makan dengan lahapnya. bertiga dengan kawanku yang batak asli, husni namanya. husnilah yang mengantar kami ke sana kemari. husni ayah dua anak. perawakannya sedang. tak kurus dan tak gemuk. hobinya bercerita tentang apa pun, sehingga suara tape mobil bisa kalah dengan cerita-ceritanya. husni selalu bersemangat, mungkin karena dia orang yang paham arti sebuah kehangatan. tentang hidup yang tak semestinya dijadikan beban berat... orang yang menyenangkan. betapa beruntungnya kami ditemani sepanjang jalan oleh husni ini... tapi yang aku heran, husni ini kemejanya selalu sama. kotak-kotak hijau. dulu pun, sewaktu aku ke medan, kemejanya itu pula. rupanya kebetulan kata dia. tapi nanti kami akan beri dia kaos buser. lumayanlah buat kenang-kenangan bahwa kita pernah menjadi satu tim di medan ini...

perempuanku, mama masih di medan? di medan mana sih dia? sepanjang yang aku lihat, tak kujumpa juga mamamu. hehehe... kalau aku bisa bertemu, aku akan bersalaman dengannya sambil bilang: "saya satria, kekasih putri rampen". kau tersenyum perempuanku? ah, aku ingin melihat senyummu... sejauh ini baru kata "ha? ha? ha?" saja yang kerap terngiang di telingaku. kata yang lucu. kata yang terindukan dan selalu menciptakan senyum untukku...

malam kian larut. lima belas menit lagi pukul dua belas malam. ada baiknya aku kembali ke hotel dan istirahat. sudah kubaca pesan-pesanmu... terima kasih banyak untuk kisah-kisahmu. aku bangga, meski masih ada kesalahan kecil, akhirnya engkau bisa menjalani tugasmu membaca doa... selamat ya sayang.... tapi pesanmu terakhir membuatku sebal. ada baiknya engkau tak berpikiran begitu... tak secuil pun aku mempunyai niat untuk berharap menemukan yang terbaik untuk menggantikan dirimu... percaya aku perempuanku... maka akan kuberi cinta ini lebih dari yang kau duga dan impikan... jaga diri baik-baik... sukses buat paper-paper itu... bagaimana reaksi dosenmu? hasilnya belum ketahuan ya? begini saja perempuanku... apa pun hasilnya, ikhlaslah... karena aku yakin engkau sudah berbuat sebaik mungkin... dan yang terpenting, jangan pernah berpikiran kita jauh... cinta dan sayang tak mengenal jarak tempuh... ruang dan waktu hanyalah bagian dari proses... tak tahukah engkau dadaku selalu bergemuruh rindu? percayalah, januari yang basah di senja itu masih milik kita... i love u... and i need u...

kepada putri rampen (6)

malam ini dingin, mungkin sisa hujan sore. lampu kota muram tak bergairah. dan aku sendirian mengingatmu. kerinduan yang jauh, meruap begitu saja hingga mataku basah. lalu aku teringat dua puisi ini... untukmu, perempuan yang kucintai...

[--ketika cinta memanggilmu, dekatilah dia walau jalannya terjal dan berliku. jika cinta memelukmu, dekaplah dia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu... (gibran)--]

[--aku ingin mencintaimu dengan sederhana. dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. aku ingin mencintaimu dengan sederhana. dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada (sapardi)--]

babe, januari di senja yang basah masih milik kita...

Sunday, July 17, 2005

kepada putri rampen (5)

inilah hari tidur, perempuanku. bangun jam tujuhan, tidur lagi, bangun jam sebelasan, liat buser, baca-baca, tidur lagi dan bangun jam empatan. dan besok berangkat ke medan.

bayangkanglah dua kakak beradik bertengkar gara-gara selembar baju baru pembelian ibu. baju itu sengaja dibeli untuk si adik, tapi sang kakak merasa lebih berhak. dia berang, pada ibu juga adiknya. kesal karena merasa tak disayang, sang kakak kemudian menceburkan si adik ke parit. kepalanya dibenamkan. si adik mati seketika. si ibu pilu tak berdaya.

dan bayangkan juga seorang duda dua anak, menikah dengan seorang janda beranak satu. dalam perjalanan, suami merasa istrinya lebih memperhatikan dan menyayangi anaknya sendiri, ketimbang anak yang dia bawa. suami marah dan anak bawaan istrinya ditampar, disiksa hingga sakit berhari-hari. Tuhan pun turun tangan. penderitaan si anak ditamatkan. bocah berusia tiga tahun itu mengembuskan napas, meninggalan ibunya, juga ayah tiri yang brutal, serta dua saudara tirinya yang menjadi "rival".

apa yang bisa dibayangkan? hidup rupanya benar-benar mengerikan. kasih sayang yang salah diartikan, bisa berakibat fatal. kita barangkali pernah mengalami, meski tak sampai hilang akal membuat orang tewas. siapa tahu, karena namanya juga hidup, ada kalanya kita khilaf pada hal-hal yang semestinya tak perlu terjadi.

perempuanku, dua kisah itu harus dikabarkan, karena itu aku ke medan. sepekan saja. sabtu depan aku kembali. meliput secara mendalam dan membuat semacam dokudrama durasi sekitar 15-20 menit. tak berharap banyak, memang. orang-orang mungkin sudah apatis pada kematian. tapi setidaknya, kabar duka tentang hidup yang pelik, di tengah kondisi sosial yang pongah dan congkak, telah disebarkan. siapa tahu yang menyaksikan tersadar bahwa ada yang merintih karena selembar pakaian--sesuatu yang barangkali bagi kita begitu mudah dibeli. siapa tahu ada pula yang mencuri hikmah, tentang salah paham memaknai kasih sayang, seperti ayah yang menyiksa anak tirinya itu.

jadwal take off jam 11.40. mudah-mudahan tidak telat, karena pernah aku dan theo, partnerku itu, terlambat sekitar lima menit, hingga kami harus menunda keberangkatan sampai petang. betapa menyebalkan mondar-mandir di bandara setengah harian. aku ingat betul akhirnya aku dan theo tidur di bangku sampai leher terasa begitu nyeri. untung saja barang-barang tidak hilang.

perempuanku, tadi kita berbincang-bincang tentang doa. aku tersenyum membayangkan engkau begitu tegang berdoa di hadapan 250 mahasiswa dan 50 dosen. betapa "lucu"-nya membayangkan engkau berdoa dengan bahasa yang saling campur. tak banyak kata, aku cuma bisa mendoakan agar keteganganmu menjelma menjadi kekuatan, sehingga kau lancar-lancar saja melafalkan harapan sederhana--seperti sosokmu yang kukenal--pada Tuhan. tak penting lama doa sepuluh menit atau satu jam, karena jauh lebih penting keseriusan dan ketulusannya meminta. telinga Tuhan tak membutuhkan durasi doa. aku yakin engkau bisa melakukannya...

aku tidur dulu, perempuanku. aku yakin lelapku akan lebih indah andai bisa bermimpi tentangmu. semoga Tuhan baik hati dengan menghadirkan engkau sepanjang tidurku malam ini. tetap sehat dan baik-baik selalu. sampai nanti... i'll be missing you, putri rampenku...

kepada putri rampen (4)

...pada mulanya adalah mata. sepasang bola keindahan yang begitu mengganggu. mengusik dan memaksaku untuk mengenalmu lebih jauh. dan pada akhirnya, semua mengalir seperti air. dari matamu, aku pun mulai mengenal hatimu. dan lagi-lagi, ini juga membuatku terusik. mata dan hatimu bagai anak panah yang lepas dari busur prajurit negeri bidadari, menjawab tanda tanyaku tentang arti cinta dan hidup yang kadang begitu rumit: mata dan hatimu bersahaja, dan aku tak kuasa untuk mengatakan, aku jatuh cinta... tahukah kau perempuanku? mata dan hatimu adalah keindahan yang terimpikan, yang lama bersemayam di lorong-lorong suramku, lelaki yang selalu sendirian di jalan... dan maafkan, karena aku jatuh cinta pada keindahanmu, sepasang mata dan setangkup hati bidadari...

Thursday, July 14, 2005

kepada putri rampen (3)

... lalu semua terjadi begitu saja. seperti menoleh atau membalik telapak tangan. kata-kata meruap menjadi cinta. pada hitungan ke sembilan, aku ingat, kau tergeragap. ha? ha? tapi akhirnya kita sepakat saling menyayang. malam lucu menyenangkan. betapa indahnya mengenang...
... dan tiba-tiba kita jadi punya mimpi. kita tersenyum, sampai menahan napas mengigit bibir sendiri. gemas. kita takjub, kenapa segalanya begitu mudah? tapi barangkali hidup memang begitu. anugerah Tuhan tak perlu dirumitkan. renangi saja samudera bahagia ini, sambil melukis malam dengan menyusun tebaran bintang menjadi nama kita...
... tahukah perempuanku? kau datang ketika aku limbung di jalan simpang, saat bayang suram menemani sepanjang langkah. tapi kini kegelisahan koyak terberai. sisi hatiku terdalam telah terisi suara dan senyummu. terima kasih atas cinta dan sayangmu yang mustahil tergantikan. dengan cara sederhana, aku juga mencintaimu putri rampen, bunda lelaki jantanku...

kepada putri rampen (2)

senja jatuh tanpa kegelisahan, perempuanku. ada garis di tepi langit. jingga menipis, bergelayut di sela arak dan biru langit. seperti lukisan terindah yang tergambarkan setelah kita bersua dalam mimpi dan khayalan: engkau tersenyum seraya menarik ekor mata... senyum yang sedikit pun tak membuatku jenuh merajut waktu yang memenatkan.

perempuanku, tiga jam lebih sedikit sudah engkau pergi. betapa ada sesuatu yang sulit tergambarkan. aku tiba-tiba saja seperti sendirian. kerinduan mengental, meletup bagai keresahan perut gunung yang tak tertahankan. tapi apa perlu kerinduan dan ketakutan disatukan? barangkali engkau benar. tak perlulah kita larut mebahas sesuatu yang sebetulnya tak patut diperbicangkan. dan aku tersentak. dalam kebeliaan, sudut pandangmu seperti warna sore hari ini: matang menjelang rembang. teduh menjelang hujan... betapa menyenangkan menyayangimu, perempuanku...

aku tak tahu... kini di langit mana kau terlelap. aku memandang langit dan mataku silau. berharap engkau melambai tersenyum. kebodohan yang janggal bukan? cinta memang membuat kita menjadi dungu, barangkali. kalau tak salah menerka, sekarang kau sedang melahap tiga buku tebal yang kau peluk saat ke kabin? dan diam-daiam aku memanah bayangan: seorang perempuan cantik berkemeja kuning, rambut tergerai nyaris sepinggang, rok jins pudar selutut, bersandar sambil membolak-balik lembar demi lembar tentang jaringan dan sel yang rumit, tentang kulit yang melapuk terkena kanker. tak perlu aku melihat lekuk tubuhmu perempuanku. membayangkan kau tertunduk membaca saja imajinasiku sudah terkoyak. bagiku, seksi rupanya punya kelas tersendiri. dan kau duduk di tingkatan yang tak tersentuh. seksi dengan kelas yang begitu indah... betapa mengganggunya...

pekerjaanku menulis akan selesai sekitar dua puluh menit ke depan. kepalaku pening. mungkin lantaran kurang tidur, tapi aku senang. semalaman kita berbincang panjang lebar tentang warna-warni dan masa kecil. tentang air hujan dan pengujung januari yang basah nanti. aku tak sedang takut, perempuanku. setiap gerak telah menjadi senyuman, seperti tarian kecak yang tak pernah kehilangan gairah di sudut desa jembrana pulau dewata. kau tahu perempuanku? berkali-kali kubaca pesanmu, berkali-kali pula aku gila dengan sendirinya. tersenyum sambil berdendang tentang sepasang burung merpati bercinta--aku tak tahu ini lagu siapa, sepertinya aku mengarang begitu saja... nadanya tak enak dan ngawur. tapi liriknya menarik: kita mengepak di sela taman... di atas bunga-bunga membawa sekuntum cinta yang tak mengenal dusta...

dan kembali aku membaca pesanmu... betapa bahagianya melihat kalimat yang kau tuliskan menari-nari: i love u... and God know i love u! big kiss n love... --putri rampen--

terima kasih senja indah dan bunga pagiku...

Wednesday, July 13, 2005

nyanyian preman

kugenggam nasibku mantap
tanpa sesalan
bapakku mentari
bundaku jalan...

oh...
hidupku berlangsung
tanpa buku harian
berani konsekuen
bertanda jantan!

*samsara, dewa dari leuwinanggung

Tuesday, July 12, 2005

kepada putri rampen (1)

...pagi masih lembab ketika kuterbangun dan terbayang wajahmu, perempuanku. deras hujan awal juli semalam, rupanya tak membuatku bisa lelap berlama-lama. tapi aku sedikit kesal. meski nyenyak aku tidur tanpa mimpi tentangmu. padahal aku sudah sepenuh hati berharap engkau hadir pada tarikan napas pulasku. sudahlah. mimpi mungkin memang tak bisa diminta. toh, mimpi tak mimpi, isi kepalaku selalu tentang dirimu, perempuanku. seperti bayang tubuhku sendiri, yang setia menemaniku di sisa terik siang menjelang senja ini.

aldimas pratama. biasa disapa binyo. usianya masih lima tahun. dia keponakanku. hobinya bermain play station. memanggilku dengan sebutan oom, meski sebetulnya dia adalah buah hati adik perempuanku. semestinya, aku dipanggil uwak, seperti kebanyakan orang-orang di tanah sunda memanggil kakak kandung ibunya sendiri. seperti juga pakde dalam adat jawa. atau ncing di kitaran orang-orang betawi. aku tak tahu kalau batak dan manado. suatu saat mungkin ada baiknya kau beritahu, perempuanku. lumayan agar wawasanku yang pas-pasan bisa bertambah.

hari ini pengumuman lulus tidaknya bocah-bocah taman kanak-kanak masuk sekolah dasar. dan binyo dianggap tidak lulus. aku tersenyum ketika ibuku memberi tahu anak yang senang sekali menonton vcd power ranger itu gagal. dari 200 calon siswa, cuma 84 yang diterima. aku belum bertemu binyo hari ini. aku tak tahu dia kecewa atau tidak. mungkin juga sedih, bisa juga tidak. aku cuma membayangkan, betapa tak nyamannya menjadi anak kecil zaman sekarang: merasakan sebuah kegagalan berkompetisi dalam pendidikan. kalau kubertemu binyo nanti. aku akan bilang padanya: tidak usah bersedih, gagal sekolah di situ bukan berarti kamu tidak pintar. lalu kalau dia mendesak dan bertanya, kenapa akhirnya gagal, aku akan menjawab, sekolah di situ terlalu rumit untuk anak secerdas kamu. sekolah yang tepat buatmu adalah sekolah yang jauh lebih mengerti arti sebuah kreativitas, bukan pelajaran-pelajaran baku dari departemen yang selalu gonta-ganti program setiap tahun. mari kita bermain play station lagi. GTA andreas atau samurai!

zaman sekarang begitu sulit untuk mendapat ijazah. hampir 800 ribu anak sekolah menengah umum gagal lulus. bahkan ada yang seluruh muridnya tidak lulus. pemerintah telah meninggikan standard mutu pendidikan. pengetatan ini mempersempit ruang mereka yang ingin lulus mendapat ijazah. standard seperti apa yang diinginkan? buatku tak jelas. yang ada di kepalaku, andai pun para siswa itu lulus semua dan itu artinya kualitas mereka baik, adakah jalan yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus? adakah jaminan bahwa hidup mereka tidak akan menjadi pengangguran? jutaan orang mencari kerja setiap tahun. dan pemerintah sibuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melupakan lapangan pekerjaan yang layak. gaji ketiga belas pegawai negeri sipil cuma cukup untuk beli beras separuh bulan, beda sekali dengan para tuan-tuan terhomat di gedung wakil rakyat. negeri ini semakin sulit saja aku mengerti.

perempuanku, aku gelisah. itulah sebabnya aku menulis surat ini. tidak bermaksud membuatmu pusing, karena kau pun mungkin sudah penat dengan buku-buku tebalmu seperti histology of cell itu. o ya? sudah makan? aku sudah. nasi rawon plus telur asin. tidak begitu enak, tapi cukup untuk mengganjal laparku yang sering tak terasa itu. aku kerja dulu... seperti yang pernah kubilang, ada pembantu dibunuh keponakan majikannya di bogor... sampai nanti...

Monday, July 11, 2005

sepatu

apabila suatu hari nanti ada orang masuk dalam sepatumu
biarkan saja
sebab orang itu ingin kegelapan di luar matanya sendiri

setiap sepatu tak memiliki ventilasi yang cukup
pengap di sana
seperti kota yang dibangun tanpa rencana
tiba-tiba dan tergesa

sebuah kota tak pernah menyediakan waktu untuk duduk sejenak
memandang hijau daun-daun mapel digoyangkan angin
memanggil malam menjadi purnama...


*surat hanafi untuk emilio sabadell

Sunday, July 10, 2005

gila sendiri

aku menjadi gila dengan sendirinya
mencari-Mu dalam bayang-bayang
mencium aroma-Mu dalam aroma terang tanah
bila Kau hadir dalam setiap gerakku
kumau tiada yang luput pada kenistaanku

Friday, July 08, 2005

sudahlah...

duhai malam
mimpi apalagi yang kau bawa untukku?
datang bagai muntahan jarum dari atap langit
satu per satu
menusuk isi kepalaku yang tak pantas mengkhayal jauh

aku hanya inggin membayangkan jalan lengang
rerumputan basah
angin menyapu pelan
turun dari dinding bukit sendirian
dipeluk nyanyian alam
burung-burung bernyanyi terbang riang

pudakku lelah
di pekat malam sunyi ini
aku takut terlelap
tak berani bermimpi
tak hendak kecewa di hari pagi...

Wednesday, July 06, 2005

kupu-kupu di taman

ada saatnya kita lelah
berdiri di simpang jalan
tak tahu jalan pulang

ada kalanya kita penat
menengadah menatap langit
ragu mencari arah bintang

tapi hidup memang begini dan begitu
adakah kebimbangan musti dikeluhkan?
kita mungkin bagai kupu-kupu yang kehilangan kelopak
liar di ilalang
kebingungan di dedaunan
padahal sesungguhnya kita tak pernah sendirian di taman
lalu kenapa kebahagiaan musti diingkari?

Tuesday, July 05, 2005

sepasang lalat

tapi kita bukan burung perempuanku
bahkan kupu-kupu pun tidak
kita hanya sepasang lalat
yang terbang tak pernah tinggi
makan dan hinggap di tempat menjijikkan

kita barangkali tak pernah tahu
mungkin juga pura-pura lupa
bahwa kelak sayap kita bisa patah
jatuh dan tak mungkin lagi terbang bersama
lalu kenapa kita terus larut dalam kehinaan?

Sunday, July 03, 2005

".........."

....boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. dan boleh jadi [pula] kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah telah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Al'Baqarah : 216)

luar biasa ayat ini... subhanallah....

Friday, July 01, 2005

Hitam 300605

kembali orang kecil menahan napas
setelah menyeka keringat di sesak gerbong rombeng
di sela deras hujan jakarta yang keji

hidup di pohon kota yang rumit
kematian adalah ranting kebodohan
pasar minggu sebetulnya sebuah tanda
ada yang keliru di sini
tapi selalu saja yang terjadi adalah saling menyalahkan

musibah sudah tentu garis Tuhan
tapi manusia punya kesempatan mengurus nasib
negara adalah loko masa depan
dan kecelakaan datang
menjepit mereka yang baru saja tersenyum
menerima gaji di akhir bulan
merenggut kedua kaki seorang remaja bunga
ah!

kita marah dan mempertanyakan keadilan Tuhan
menggugat kinerja pemerintah yang gelagapan
tapi kita kesulitan membela masinis yang biasanya menjadi kambing hitam
tak lihatkah kita istrinya baru saja mengutang beras di warung depan?

orang kecil ditangkap atas nama undang-undang
kekakuan jati atau meranti yang menyesakkan
harga nyawa diukur sebatas pasal
secara tekstual dan menggampangkan
wahai tuan-tuan yang jarang kegerahan di menara gading
apa yang kau lakukan setelah menjenguk korban dan meninjau lokasi kecelakaan?

kereta menabrak kereta
terdengar seperti kedunguan
tapi di negeri ini sesama menteri juga bertengkar
presiden senang menerima sms tapi tak bisa membalas
sebuah monolog massal kesia-siaan
sekadar menciptakan kebanalan
bupati dan wali kota juga saling bertikai
musibah hanya jadi sempalan dongeng negeri yang rompal

saya percaya
orang-orang yang terluka dan mati dalam kereta
adalah sejarah kelahiran keledai yang tak pernah menjadi elang
tak berdosa jatuh di lubang yang sama
karena kebodohan sudah menjadi bagian

kita terhenyak
berduka sebentar
menonton televisi sambil berkata, wih!
mendengar radio di mobil yang dingin
sambil menekan sms ke teman janjian kencan, mungkin
membuka lembaran koran sekilas pandang

kita tak pernah serius menghayati kematian
kita tahunya
musibah semata-mata musibah
sambil ringannya merapal: semoga saja Tuhan menerima amal ibadah korban
sebuah kepura-puraan yang menyakitkan
betapa tak nyaman hidup demikian

kita tak pernah serius menyedihkan luka sekitar
lihat saja malam nanti
kita tetap bisa pulas di atas bantal
mendengkur dan bahkan ada yang sampai ileran
esok kembali asyik dengan kepusingan sendiri

selalu begitu
saya tak tahu apakah itu sebuah dosa
tapi saya gelisah karenanya
maka saya pun tanpa sungkan tak konsisten
melabrak keputusan yang sebelumnya saya tuliskan
life just a game, but we have to play it

hidup memang lingkaran keanehan...
tapi bukankah gregor samsa, kecoa rekaan kafka
juga sisifus metafor camus musti dibayangkan bahagia?
"aku bangun dan melihat bahwa hidup adalah kewajiban," kata tagore

apa kabar awan, matahari, bintang, dan bulan?
saya cuma merasa terpanggil...