kabar itu terdengar seperti guntur di siang bolong. mengagetkan. kameraman pendiam itu tenggelam ketika meliput bangkai kapal levina yang terbakar, bersama kameranya yang tak ingin dilepas--justru diselempangkan seperti gitar. mochammad guntur syaifullah, biasa disapa mas guntur oleh rekan yang lebih muda. perawakannya kurus dengan kulit gelap. saya tak pernah bisa lupa setiap berpapasan, senyumnya selalu mengembang. senyum tulus. tak sedikit pun terlihat basa-basi, padahal ia jauh lebih tua--biasanya, senior di kantor malas menyapa lebih dulu pada yang junior, atau kalau pun senyum, kental kesan minta dihormatinya. mas guntur tidak. mas guntur senyum ya senyum saja. ia memang orang baik.
dulu, sewaktu masih di buser, saya sempat lama dipasangkan dengannya. dia disiplin. datang tak pernah lewat dari batas yang sudah dijadwalkan. sering saya yang tidak enak karena kerap terlambat. tapi mas guntur tidak marah, ia hanya senyum. "santai aja kalo sama gue mah..." sebuah kalimat yang menunjukkan ia tak mau ribet-ribet. tenang saja. kalimat yang justru malah membuat saya tak enak menyikapinya, karena membuat saya rikuh.
meski cukup berumur--usianya saat itu 43 tahun--mas guntur rajin saat pengambilan gambar. bergerak sendiri tanpa komando reporter. inisiatifnya tidak asal-asalan, karena terbukti visual yang didapat layak tayang.
liputan malam, siang, pagi, begadang di blok-m, menyantap gultik, bercanda sekedarnya, tidur di mobil bersama, ingatan itu berkejapan saat ini seperti film hitam putih usang.
di pemakaman tadi, saya tak kuasa menatap anak pertamanya yang ingin bercita-cita menjadi wartawan juga--mas guntur lebih berharap ia menjadi pegawai negeri, cita-cita yang sederhana. istrinya, ibunya, sanak keluarga besarnya, makin menguatkan ingatan saya pada sosoknya yang apa adanya. sosok bersahaja yang kematiannya persis seperti bagian namanya, guntur. benar-benar takdir yang mengejutkan.
selamat jalan mas, semoga kau syahid. dan keluarga intimu tabah menjalani kehidupan tanpa sosok ayah dan suami... amin...
Wednesday, February 28, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Turut berduka cita ya mas. Semoga keluarga beliau diberi ketabahan dan pertolongan dariNya, amin.
Post a Comment