Thursday, May 07, 2009
di tepi stasiun tua
keretaku berangkat, sayang. kereta tua, buatan jerman, dengan peredam yang buruk. stasiun remang, sunyi, menyisakan bunyi rindu yang panas di atas rel yang tergilas. rumah-rumah di tepian, bagai kelebatan bayang sewaktu kau, tersenyum di sampingku, ketika kau berbisik lirih: starkids. pada waktu dengan napas yang meruapkan wajahmu, sejenak izinkan aku, membawa rindu. pada malam yang murung dan langit memerah, sejumput asa telah kutanamkan. ada yang ingin kutitipkan pada angin, waktu kita masih panjang, hapus air matamu, sebab mimpiku bersamamu tak kan pernah selesai... tak kan pernah berhenti, terus melewati stasiun-stasiun tua yang muram, melewati hari-hari yang penuh tawa, melewati awan-awan yang menari, melewati bulan demi bulan, tahun demi tahun yang memberi ruang hanya untuk aku, juga kau... berdua saja mengayuh cinta yang tak pernah kita rasakan sebelumnya...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment