Tuesday, March 04, 2008

Andai Fahri dan Aisha Katolik

apa jadinya jika fahri dan aisha bukanlah muslim, tetapi katolik, dan maria yang muslim, bukan kristen koptik? pasti ending film ayat-ayat cinta yang sampai sekarang masih disesaki penonton itu, akan berakhir lain.

dalam film, maria digambarkan sebagai gadis mesir penganut kristen koptik. perbedaan kristen koptik dan katolik terletak pada hirarki gerejawi. penganut koptik tidak mengakui keuskupan roma sebagai pimpinan tertinggi gereja. keuskupan koptik terpusat di alexandria, mesir, bukan di vatikan.

meski memiliki perbedaan pada hirarki gerejawi, baik koptik atau katolik, sama-sama menolak poligami. menikah tetap harus dengan satu orang dan tidak ada perceraian sebab hanya kematian yang bisa memisahkan. begitulah katolik dan koptik memegang keyakinan tentang pernikahan.

tapi, sekali lagi, apa jadinya jika fahri dan aisha bukanlah muslim, tetapi katolik, dan maria yang muslim, bukan kristen koptik?

ending film ayat-ayat cinta pasti akan berakhir lain.

bisa jadi maria akan tetap sakit dan tidak bangun-bangun, tanpa sempat dinikahi fahri. bisa jadi pula, meski katakanlah maria harus mati karena tidak bisa sembuh dari sakit--obatnya untuk sembuh adalah menikah dengan fahri--itu sudah menjadi risiko maria yang jatuh cinta sampai sekarat terhadap fahri.

tapi, di film fahri adalah seorang muslim. sebagai penganut muslim, fahri diizinkan berpoligami. maka maria pun dinikahkan. dan maria pun sembuh dari sakit parahnya. andai fahri katolik, tentu akan sulit sekali baginya menolong menyembuhkan maria dari sakit berkepanjangan sampai koma begitu.

selepas menyaksikan ayat-ayat cinta--saya nonton film ini dua kali, karena begitu terpesona dengan mata rianti cartwhright di balik cadar--saya teringat obrolan dengan seorang pastor beberapa waktu silam, jauh sebelum ayat-ayat cinta dirilis.

entah bagaimana, obrolan kami membahas soal pernikahan. saya ingat, ketika itu dia bilang, kini banyak orang-orang terkenal tanpa malu-malu memiliki istri lebih dari satu. tanpa malu-malu menikah lagi dan menikah lagi. sampai bisa punya istri empat. katolik tidak begitu. bagi umat katolik, pernikahan cuma sekali dan hanya kematian yang bisa memisahkannya. (saat itu saya berpikir, bagaimana kalau suami atau istrinya kerap melakukan tindak kekerasan atau selingkuh parah, apa masih mau hidup serumah tidak bercerai? yang benar saja).

tapi saya tidak mau terjebak pada perdebatan. perbedaan sudut pandang dan prinsip serta keyakinan akan membuat debat itu tetap mentah. jadi saya biarkan saja sang pastor itu nyerocos dan menggugat paham poligami.

meski diizinkan dalam islam, poligami tidaklah mudah. "adil terhadap satu istri saja itu susah, apalagi dua," sindiran manis ini terjadi dalam dialog ayat-ayat cinta. sindiran yang dicetuskan juga oleh umat islam, syaiful, teman fahri.

banyak umat muslim percaya, poligami meski dibolehkan, tapi bukanlah sebuah keharusan dan wajib dijalankan. syaratnya berat. dan musti dengan izin istri pertama. tidak bisa diam-diam. bila istri pertama tidak mau, ya pernikahan lanjutan itu tidak afdol.

dalam film, aisha mengizinkan fahri menikahi maria, agar maria sembuh dari sakitnya. perempuan yang jatuh cinta habis-habisan memang bisa berdampak aneh-aneh kalau tak terwujud keinginannya. dan maria bahaya, jika ia tak dinikahi fahri, ia bisa mati sia-sia membawa cintanya.

dan aisha pun mengizinkan, meski hatinya perih dan cemburu membakar dadanya. fahri menikahi maria, dan seketika, alam bawah sadarnya membangunkan ia dari koma panjang.

sebuah film yang dahsyat, bagaimana poligami menjadi solusi yang indah, juga digambarkan bahwa poligami tidaklah mudah. jangan dikira setiap muslim mau berpoligami! hanung bramantyo yang penuh "darah" memperjuangkan film ini, luar biasa menyutradarainya.

banyak yang bilang film ini keluar dari novelnya yang dahsyat. tidak ada visual maria tak bisa menembus pintu surga karena cuma umat nabi Muhammad yang bisa ke surga dan kuncinya adalah syahadat. tidak ada visual maria--yang hafal surat maryam--bertemu dengan siti maryam atau di katolik dikenal sebagai bunda maria--ibunda nabi isa. biar saja. pertimbangan sara mungkin menjadi alasan. selalu ada perbedaan antara teks dan visual. teks membuat imajinasi bebas melayang sedangkan visual kita tidak bisa diberi pilihan menghayal selain menyaksikan dalam sebuah layar.

setelah menyaksikan ayat-ayat cinta, yang sepertinya saya ingin lihat lagi, saya cuma membayangkan, andai fahri dan aisha katolik, pasti maria akan menderita sekali. mati membawa cintanya sampai mati. cinta yang agungkah? saya pikir, menyelamatkan nyawa manusia, meski dengan jalan menikahinya, lebih penting ketimbang hal lainnya. dengan persetujuan istri pertama tentunya.

Allahu Akbar!

15 comments:

Unknown said...

Gila!!gila!!gila!!edan!!choy bener2 deh...

Kira-kira siapa ya si pastor ituh...

Unknown said...

kalo aisha dan fahri katolik sedangkan Maria muslim??

uuuggghhh.... sepertinya kutipan patkai layak dicontek: "BEGITULAH CINTA DERITANYA TIADA AKHIR..."

tau kan si patkai, itu loh si hidung babi dalam sun go kong

me said...

tau dong, dia beda-beda tipis sama lo ya? sama-sama buncit, idungnya sama-sama.... hahahaha... :)

Anonymous said...

Bagaimana jika saya seandainya saya maria...

Saya berarti menjual Tuhan saya demi cinta. Hidup saya(manusia) tidak bergantung pada fahri(manusia) tapi kpd Tuhan. Itulah perbedaannya, saya tidak akan mati merana karena cinta karena saya punya cinta sejati saya yang paling utama yaitu Tuhan. Ada satu ayat yang merupakan ayat yang terletak di tengah-tengah Alkitab, isinya "Lebih baik berlindung kepada Tuhan daripada percaya kepada manusia." Maksudnya, berlindung kepada Tuhan lebih baik karena Dia Pribadi yang tidak akan mengecewakan kita sedangkan manusia tidak sempurna, jadi wajar jika kita dikecewakan manusia. Harus maklum. Tuhanlah sumber kekuatan hidup saya, bukan manusia. Saya tidak akan berharap kepada fahri (manusia) dalam hidup saya baik untuk pasangan hidup, berkat,dst tetapi memandang Tuhan untuk menyembuhkan luka jasmani dan batin saya jika saya terlalu mencintai seseorang. Tuhan bukan batu yang hanya duduk di takhta tidak perduli pada penderitaan manusia dan keadaan dunia yang makin kacau balau. "Bapa mana yang akan memberi kalajengking ganti roti? Jika kita manusia yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anaknya terlebih Bapa di sorga akan memberikan yang terbaik kepada siapa yang memintanya."
Jadi tidak ada Cinta Deritanya Tiada Akhir jika saya memiliki Cinta yang paling sejati yakni Cinta Tuhan pada saya. Ketergantungan saya yang paling utama adalah Tuhan, saya bisa binasa bila Tuhan berpaling dari saya (walau sesungguhnya kitalah yang biasanya berpaling dari Dia dan menimbulkan duka amat dalam di hati-Nya karena lebih memilih dosa daripada taat pada-Nya, padahal untuk mampu taat kita pun hanya cukup minta saja kok untuk dimampukan, tiada yang mustahil bagi Tuhan) daripada Fahri yang berpaling dari saya. Labih baik saya kehilangan Fahri daripada Tuhan.

Tuhan itu sangat nyata dan dapat saya cintai. Bagaimana bisa saya cinta jika saya tidak mengenalnya? Karena itu ada komunikasi 2 arah antara saya dan Tuhan. Saya bisa bicara, minta apa saja ASAL tidak menyimpang dari perintah-Nya. Dan Dia dapat berbicara menanggapi saya saya. Saya mentaati perintah-Nya yang adalah Kasih sebagai bukti saya mencintai Dia karena saya tidak ingin mendukakan hati-Nya. Kata Kasih sendiri itu memiliki makna yang amat dalam yang tidak bisa dimengerti dalam 1 hari. Jadi saya tidak bisa menjelaskan di sini.

Sekarang percayakah kita bahwa kejahatan itu dari setan? perbuatan-perbuatan jahat manusia sekarang itu ada karena godaan setan. Kalo kita percaya setan bisa mempengaruhi kita melakukan yang jahat, masa kita tidak dapat percaya Tuhan yang Maha Segalanya dapat mempengaruhi kita melakukan yang baik. jika kita tau setan nyata dalam hidup kita, Tuhan seharusnya keberadaan-Nya lebih nyata lagi. Karena sesungguhnya pun kita ini sekarang hidup di dalam Dia. Hanya saja kita tidak dapat merasakan betapa nyatanya dia karena dipisahkan oleh dosa.

Untuk kita dibebaskan dari dosa itu sendiri, kembali lagi kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang mempunyai kuasa untuk membebaskan manusia dari dosa. Sebenarnya kita hanya perlu datang kepada-Nya dengan sungguh-sungguh dan dengan ketulusan hati.

Jadi, menurut saya betapa dangkalnya pikiran manusia. Hukum terutama dalam Jalan Kristus adalah "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu, dan pikiranmu. Hukum kedua yang terutama seperti hukum yang pertama adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Saya harus mengasihi sesama bukan bergantung kepada sesama. Ada satu tempat ketergantungan di dalam hati kita yang tidak boleh digantikan oleh manusia yaitu tempat ketergantungan dan perlindungan yang paling utama adalah kepada Tuhan bukan manusia.

Pernyataan saya di atas mengenai hukum Kasih dikuatkan lagi dengan, "Jika kamu berkata kamu mengasihimu Tuhan, tapi kamu membenci saudaramu maka kamu berdusta. Bagaimana kamu bisa mencintai Tuhan yang tidak kamu lihat jika saudaramu yang kamu lihat kamu benci".

Jadi, jika saya yang menjadi Maria saya rasa saya tidak akan merana seperti cinta deritanya tiada akhir...
Saya tidak mewakili umat Kristiani tetapi saya mewakili diri saya sendiri dan saya tidak mencari perdebatan.

Salam Sejahtera

me said...

kalo nandy maria, hm... pipinya musti dikurusin... soalnya maria ga tembem. hehehe...

Anonymous said...

wahh..kok gw belum nonton ya.. emang bagus gitu ???
ah palingan drama-drama-drama...

River of May said...

"..saya pikir, menyelamatkan nyawa manusia, meski dengan jalan menikahinya, lebih penting ketimbang hal lainnya. dengan persetujuan istri pertama tentunya..."

menyelamatkan nyawa seorang lain dengan mengawininya? gini, next time, bukan gak mungkin dong fahri bakal dapet "panggilan-mulia" yang sama di waktu yg akan datang dengan orang berbeda tentunya? kira2 si fahri milih2 gak ya dalam menentukan wanita yang akan diselamatkannya? kenapa om coy selalu memaksa saya menonton film ini? kenapa timnas inggris asuhan coy selalu takluk di tangan perancis? kenapa coy hanya mau minum teh botol?

temukan jawabannya di http://www.rakitan.com

Anonymous said...

"ah palingan drama-drama-drama..."

wah, ini orang udah sok tau, komentarnya murahan banget... lo nonton sinetron aja... ga kelasnya nonton film begini...

Anonymous said...

untuk nandy:

pasti anda belum pernah jatuh cinta yang tidak kesampaian sampai parah... semoga saja anda tidak mengalaminnya. ya, semoga...

Unknown said...

waduuhh... piss mannn... kok jadi serius bgt yaaa.....

Anonymous said...

yaeyalaahh brooooo.... ini soal keyakinan. Wajar aje kl ada yg panasssss.........

Anonymous said...

buat seseorang, sayangnya saya mengalami tuh jatuh cinta sampai mau mati rasanya...karena pacar saya yang beda agama,status sosial,pendidikan itu sedang menunggu dipanggil Tuhan(back sound I.L.U-nya Afgan cocok banget nih kayaknya)
tapi untung saya ujungnya gak kayak maria, karena Tuhanlah kekuatan saya...

buat mas wartawan berconverse merah pencinta Iwan Fals...biarin cabby daripada kempooott...

yah..makanya kan komentar boleh cuma jgn sampai keluar kata-kata kasar...(emg masalah agama itu sensitif)

Anonymous said...

akhirnya.. disempetin juga nonton film yg kata org2 bagus...

sumpah, mending nonton band of brother ribuan kali ato rescue dawn.. drpd buang waktu nonton film ini... ^_^

lebih2 lagi yg ketangkep di film ini..ko kayak pelecehan kaum perempuan aja ya.. hahahha.. kasian deh..

to anonymous:
sinetron? maaf deh .. film yg gini aja dah ga kelas buat gw.. apalagi sinetron.. apalagi yg di sctv! hahahha..

Anonymous said...

ah si ndrit mah ngeliatnya dari satu sisi ... sisi wanita doang :P

untung saya mah seneng nonton pelem yang beneran .... yaitu bokep ... heeeddoooppp bokep :P

ras said...

Andai Fahri dan Aisha Atheis. Mungkin keduanya gak peduli apa itu poligami atau ta'aruf. Entah. Hehehehe. Gue mo bikin ah film sekuelnya berjudul Pasal-Pasal Cinta.