Siapalah aku, perempuanku... Hanya lelaki laut yang bermimpi mencintai karang. Kerap terempas badai dan dikitari gerombolan burung bangkai yang garang. Di laut aku berenang ke dasar samudra, mendedah ombak menciptakan buih amarah dari perih yang panjang.
Sering pula kutegak melawan matahari yang pongah, memapah waktu tanpa pernah peduli bumi juga mempunyai gunung dan rumput liar. Aku terkapar pada kesunyian, di sela kayuhan perahu-perahu nelayan yang pulang. Dan bila kini kuberteriak rindu pada angin, terakhir kali kuminta, dengarlah jeritku yang sedikit pun mungkin tanpa sadar tak kau hirau. Sesaat saja, layaknya tubir pantai yang pasrah disapa lidah gelombang kala matahari tenggelam.
Aku hanya lelaki laut yang tak mengerti jalan pulang, perempuanku. Tengah limbung setelah kau pudarkan mimpi indahku yang terindukan. Kau cerabut akar yang kutanam pada tanah kering yang pernah kugemburkan. Kau pergi meninggalkan pantai, menjauhi dermaga dan menenggelamkanku ke dasar lautan yang kelam dan dingin...
Monday, November 28, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment