pada bulan dia menangis
air matanya jatuh
menetes di tanah merah
kering sendiri karena angin
senja pergi tak bilang-bilang
mungkin karena seharian ini terik tak mampir
dia masih menangis pada bulan
tak ada lagi air mata
hanya lenguh yang terdengar
tak berkesudahan
simpan saja mimpi itu di sela bintang
mungkin bisa pudar terkena batu cakrawala
puingnya menjadi kristal
merepih pendar ke mana-mana
menerangi hati yang sunyi
mungkin juga yang telah mati...
Saturday, March 12, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5 comments:
ini sedih apa puisi doang mbem?
Choy... dalem banget puisinya...
masa sih dalem? sedih atau gak ya... ada'deh... :)
Kayaknya seh ga sedih ya choy... tapi kangen ye... udah deh choy... balik aja sama yang lucu itu :D
hmmm...
Post a Comment