Saturday, November 24, 2007

dalam dingin kutak menemukanmu sampai kapan pun

senja itu selepas hujan di lorong becek deretan gubuk pedagang beratap rumbia di sisi pencakar langit engkau bersijingkat meremas hatiku di mana jejakku sejak kemarin dulu sebelum kau jumpaku aku mengangkat telapak tangan kananku di dahi menengadah menatap jendela ketiga tingkat ke duabelas gedung di belakang patung buruk itu lalu bingung menumpang lift lalu menduga barangkali sebentar lagi engkau sampai menemuiku lalu mengerti siapa aku padahal aku belum pernah mendengar namamu dan engkau tak pernah menyimpan kartu namaku selain puisi itu

di sisa hujan aku melihat bayangmu melintas ketika kumasih terpaku pada apa yang terjadi apakah ini semua ilusi dan tak semestinya kumasuk ke dalam celah yang tak pernah kuduga akan berakhir pilu begini sedangkan kau tak juga bisa kutepikan agar diam di sana selamanya tanpa pernah menggangguku lagi meski kutahu ketika lalu lintas macet karena begitu sembarangannya sepeda motor berseliweran kau tetap saja bergeming berharap kisah ini tak akan pernah melukai hati yang tak pernah selesai untuk menangis dan memberi

kau tahu siapa aku meski aku tak sejauh itu sebab kuingin kau tetap tersenyum meski tak seorang pun paham bahwa segalanya ini adalah soal rindu dan cinta yang mungkin tak pernah kita rasakan sebelumnya tak sedikit pun tak setipis pun...

1 comments:

Anonymous said...

maksudnya apa si? :)