Thursday, December 21, 2006

pucuk kilimanjaro

tidakkah kau lihat pucuk kilimanjaro itu perempuanku? salju abadi yang menyelimutinya mencair disapu gelombang panas bumi yang renta. salju yang tak pernah lelah kita kagumi, karena kita ingin cinta ini seperti itu. tapi tidakkah kau lihat? atau sedikit pun cemas? aku masih ingat ketika di senja itu, kau melukis wajah anak kita yang belum muncul ke dunia. di teras belakang rumah mungil kita, kau tersenyum sembari menggambar bola mata. matamu berkaca, seperti meyakinkan bahwa kita adalah takdir yang tak terpisahkan.

aku masih ingat sekecil apa pun tentangmu perempuanku. renyah tawa juga air mata yang pernah kau teteskan di pundakku masih basah. sebegitu jauh kita melangkah, tak pernah kupercaya kita kini saling memunggungi di ranjang. aku tak bisa menahan apa pun, tak lagi ingin berharap apa pun... aku cuma ingin memberitahu padamu. tidakkah kau lihat pucuk kilimanjaro itu? salju abadinya mencair... perih sekali dada ini perempuanku... perih sekali...

5 comments:

tinneke said...

perih sekale :)

Anonymous said...

pucuk atau puncak?
hehe.. udahlah ga usah sedih-sedih.. ntar juga ada lg yg baru...

Anonymous said...

Kata mereka cinta adalah bahagia dan juga duka..

Anonymous said...

Untukku dan cintaku,
Dengan gamblang kupandangi perpisahan yang telanjang di depan mata kita
Perih sekali sayangku..
Betapa cinta ini hanya untukmu dan lahir bukan dengan sebuah keabadian

me said...

auf sapa sih ini? patah hati mulu.