Tuesday, October 11, 2005

intermezo

lihatlah jalan itu, perempuanku
temaram merkuri
juga persimpangan yang bisu
di sisa hujan kita pernah tergelak
pada suatu saat

... dan pada akhirnya
lelah katamu
hujan pun terhenti
hati memberat
di jalan itu
aku begitu tersayat

8 comments:

Anonymous said...

perempuan itu duduk di ujung senja...
berusaha mengingat memori untaian kata-kata yg seolah tak bermakna
diingatnya lelaki itu pernah berkata
dan kata-kata itu dibiarkannya tinggal dan melekat dijiwa..

Anonymous said...

lalu siapa memulai diawal kisah ini ?

me said...

endingnya itu yang bikin gimanaaaaaa gitu. :)

Anonymous said...

tapi sekarang aku tau...

cinta itu seperti pohon rindang
akarnya di bumi
dahannya di langit
dan buahnya tinggal di hati...

seribu caci kamu lontarkan, tapi yg kuingat hanya senyum dan kerlip bintang dimatamu...

Anonymous said...

dalem nih...

me said...

jatuh cinta membuat orang menjadi penyair, tapi jatuh cinta juga cepat membuat orang menjadi dungu...

Anonymous said...

men, kasihan perempuan2 itu. loe pikir tuhan gak ada? loe pikir surga and neraka cuman rekaan ustad? men tobat. selagi punya umur. kasihan lola...

me said...

jadi anak membuat semua berubah nih ya? dikiranya jejak-jejak tikungan ga akan jadi saksi di akhirat kelak nih ya? inget men... Tuhan ga lupa sejarah...