Friday, August 26, 2005

kepada putri rampen (41)

pak lili belum balik dari puncak, mengantar istrinya. dan aku sendirian. firman ikut wendi dan tim potret. hp pak lili mati. aku ingin kembali ke hotel, tapi malam ini aku benar-benar tak keruan.

malam, aku ingin bertanya padamu. apa yang kau rasakan ketika dibohongi? begitu halus, juga rapi. kita larut pada sebuah drama, yang mengharubirukan. tapi dusta selalu menyisakan celah. mungkin Tuhan tak akan pernah rela. itulah sebabnya aroma kebohongan itu terkuak. menyisakan sesak di dada, nyeri yang menjalar di setiap pembuluh darah.

aku benar-benar limbung malam ini... seperti jatuh ke liang jurang, melayang di antara tebing dan akar pepohonan. dan seperti yang selalu saja terjadi, aku pun teringat masa kecil... ketika berlarian di tanah lapang, tergelak di antara riang kawan-kawan yang selalu berkata benar... betapa indah masa kanak-kanak, tak ada yang ditutupi, tak ada sandiwara yang membuat perih...

pak lili ke mana ya... sepi sekali di sini... senyap dan hampa...

5 comments:

Anonymous said...

sepi??? pecahkan saja kacanya biar ramai.....

me said...

ada contekan syair yang lebih menarik gak?

Anonymous said...

eheuheuheu...ga ada euy...

Anonymous said...

emang kalo orang berbohong suka limbung ya? mo tau rasanya diboongin? ngaca aja, tembem jelek!

me said...

huehuehue... ini orang kayaknya sebel banget sih sama gue? kenapa sih?