Friday, August 19, 2005

kepada putri rampen (37)

sempat semua seketika kedap
tuli mengurung
luka yang menganga
tak terduga
seperti tak menginjak tanah
melayang bagai kapas
meretas perih di pucuk malam

tak tahu apa
tak tahu bagaimana
tak tahu kenapa
tak tahu di mana

tanda tanya
tanpa koma
titik sudah di depan mata
barangkali
sunyi menyerbu menyergap

pada sebuah hening
aroma tanah basah
hati yang tercacah
luka
tergetar sendirian

dan perjalanan kini hampir sampai
jangan biarkan sedetik pun aku kesunyian
aku tak akan pernah tahan
tak akan pernah tahan, perempuanku...

0 comments: