Monday, August 15, 2005

kepada putri rampen (32)

dalam diam kita sering terjebak pada angan-angan
selalu pada kesunyian kita kerap terkurung mimpi
menjadi ini atau itu
berharap itu atau ini
hidup seperti menanti bintang jatuh ke pelukan
lupa bahwa kaki ini masih di tanah
menapak di jalan penuh kerakal
menginjak hamparan deduri tajam

kita sering tak paham dan menyadari
mimpi, juga harapan, adalah lautan bayang-bayang
kita terlena tanpa pernah sedikit pun berupaya
jangankan mengejar, berusaha mendekatinya pun tidak
kita lebih senang berkhayal ketimbang berbuat sesuatu
berenang di tempat
sedangkan samudera mimpi begitu luas terbentang

aku tak ingin begitu bersama perempuanku...

0 comments: