Thursday, July 14, 2005

kepada putri rampen (3)

... lalu semua terjadi begitu saja. seperti menoleh atau membalik telapak tangan. kata-kata meruap menjadi cinta. pada hitungan ke sembilan, aku ingat, kau tergeragap. ha? ha? tapi akhirnya kita sepakat saling menyayang. malam lucu menyenangkan. betapa indahnya mengenang...
... dan tiba-tiba kita jadi punya mimpi. kita tersenyum, sampai menahan napas mengigit bibir sendiri. gemas. kita takjub, kenapa segalanya begitu mudah? tapi barangkali hidup memang begitu. anugerah Tuhan tak perlu dirumitkan. renangi saja samudera bahagia ini, sambil melukis malam dengan menyusun tebaran bintang menjadi nama kita...
... tahukah perempuanku? kau datang ketika aku limbung di jalan simpang, saat bayang suram menemani sepanjang langkah. tapi kini kegelisahan koyak terberai. sisi hatiku terdalam telah terisi suara dan senyummu. terima kasih atas cinta dan sayangmu yang mustahil tergantikan. dengan cara sederhana, aku juga mencintaimu putri rampen, bunda lelaki jantanku...

0 comments: