Tuesday, July 12, 2005

kepada putri rampen (1)

...pagi masih lembab ketika kuterbangun dan terbayang wajahmu, perempuanku. deras hujan awal juli semalam, rupanya tak membuatku bisa lelap berlama-lama. tapi aku sedikit kesal. meski nyenyak aku tidur tanpa mimpi tentangmu. padahal aku sudah sepenuh hati berharap engkau hadir pada tarikan napas pulasku. sudahlah. mimpi mungkin memang tak bisa diminta. toh, mimpi tak mimpi, isi kepalaku selalu tentang dirimu, perempuanku. seperti bayang tubuhku sendiri, yang setia menemaniku di sisa terik siang menjelang senja ini.

aldimas pratama. biasa disapa binyo. usianya masih lima tahun. dia keponakanku. hobinya bermain play station. memanggilku dengan sebutan oom, meski sebetulnya dia adalah buah hati adik perempuanku. semestinya, aku dipanggil uwak, seperti kebanyakan orang-orang di tanah sunda memanggil kakak kandung ibunya sendiri. seperti juga pakde dalam adat jawa. atau ncing di kitaran orang-orang betawi. aku tak tahu kalau batak dan manado. suatu saat mungkin ada baiknya kau beritahu, perempuanku. lumayan agar wawasanku yang pas-pasan bisa bertambah.

hari ini pengumuman lulus tidaknya bocah-bocah taman kanak-kanak masuk sekolah dasar. dan binyo dianggap tidak lulus. aku tersenyum ketika ibuku memberi tahu anak yang senang sekali menonton vcd power ranger itu gagal. dari 200 calon siswa, cuma 84 yang diterima. aku belum bertemu binyo hari ini. aku tak tahu dia kecewa atau tidak. mungkin juga sedih, bisa juga tidak. aku cuma membayangkan, betapa tak nyamannya menjadi anak kecil zaman sekarang: merasakan sebuah kegagalan berkompetisi dalam pendidikan. kalau kubertemu binyo nanti. aku akan bilang padanya: tidak usah bersedih, gagal sekolah di situ bukan berarti kamu tidak pintar. lalu kalau dia mendesak dan bertanya, kenapa akhirnya gagal, aku akan menjawab, sekolah di situ terlalu rumit untuk anak secerdas kamu. sekolah yang tepat buatmu adalah sekolah yang jauh lebih mengerti arti sebuah kreativitas, bukan pelajaran-pelajaran baku dari departemen yang selalu gonta-ganti program setiap tahun. mari kita bermain play station lagi. GTA andreas atau samurai!

zaman sekarang begitu sulit untuk mendapat ijazah. hampir 800 ribu anak sekolah menengah umum gagal lulus. bahkan ada yang seluruh muridnya tidak lulus. pemerintah telah meninggikan standard mutu pendidikan. pengetatan ini mempersempit ruang mereka yang ingin lulus mendapat ijazah. standard seperti apa yang diinginkan? buatku tak jelas. yang ada di kepalaku, andai pun para siswa itu lulus semua dan itu artinya kualitas mereka baik, adakah jalan yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus? adakah jaminan bahwa hidup mereka tidak akan menjadi pengangguran? jutaan orang mencari kerja setiap tahun. dan pemerintah sibuk meningkatkan kualitas pendidikan dan melupakan lapangan pekerjaan yang layak. gaji ketiga belas pegawai negeri sipil cuma cukup untuk beli beras separuh bulan, beda sekali dengan para tuan-tuan terhomat di gedung wakil rakyat. negeri ini semakin sulit saja aku mengerti.

perempuanku, aku gelisah. itulah sebabnya aku menulis surat ini. tidak bermaksud membuatmu pusing, karena kau pun mungkin sudah penat dengan buku-buku tebalmu seperti histology of cell itu. o ya? sudah makan? aku sudah. nasi rawon plus telur asin. tidak begitu enak, tapi cukup untuk mengganjal laparku yang sering tak terasa itu. aku kerja dulu... seperti yang pernah kubilang, ada pembantu dibunuh keponakan majikannya di bogor... sampai nanti...

1 comments:

Auf Klarung said...

hummm, emg susah...kapan ya nih negara beresnya, makin hari makin byk orang susah. maikn gak tahan liatnya.