Tuesday, December 23, 2003

apapun nama operasinya, pada intinya ini sebuah razia terhadap istilah preman. lebih tepatnya razia pada mereka yang tak memiliki identitas. polisi lebih senang mengecapnya dengan sebutan preman. begitu seenaknya. begitu sewenang-wenangnya.

dan saya terhenyak, ketika sejumlah pengamen terjaring. juga "pak ogah". mereka dicap sebagai perusuh di tengah masyarakat. karena itulah mereka mesti digelandang ke kantor polisi.

dan lelaki berambut gondrong itu mengingatkan saya pada masa silam, ketika saya masih menjalani profesi sebagai pengamen. dia menenteng gitar bolong. wajahnya bersih. dan saya tak kuat memandangnya ketika seorang polisi muda dengan tengil membentaknya. saya memalingkan muka. tak kuat melihat pengamen yang dicap seenaknya sebagai preman, biang kerok, atau pembawa keresahan di masyarakat diperlakukan tanpa nilai tata krama.

mudah saja pertanyaannya: siapa yang biang kerok, polisi yang kerap memeras pelanggar lalu lintas atau pengamen yang dengan suara pas-pasannya mencari rezeki?

terus terang saya marah... mungkin juga sedih

0 comments: